Jakarta, NU Online
Selain tantangan ekonomi, Indonesia mengahadapi tantangan ideologi. Hal itu ditanndai dengan masih maraknya gerakan radikalisme yang merongrong keutuhan NKRI. Nahdlatul Ulama mesti harus terlibat aktif dalam mengatasi permasalahan ini.
<>
Pandangan ini disampaikan Wakil Presiden H Muhammad Jusuf Kalla dalam pidato sambutan peringatan hari lahir (Harlah) ke-89 NU di halaman kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Sabtu (31/1) malam.
Menurutnya, kelompok ekstrem menggunakan pendekatan kekerasan dalam beragama, bahkan di antara mereka rela melakukan bom bunuh diri. “Kenapa hal itu bisa terjadi? Sederhana saja, yaitu karena mereka menjual murah surga,” terangnya.
Bagi kelompok semacam ini, kata Mustasyar PBNU ini, harta dan jabatan tidak menjadi tujuan karena tahu hidup mereka akan berakhir. Faktor terkuat yang melatarbelakangi aksi nekad seperti bom bunuh diri adalah iming-iming masuk surga secara cepat.
“Dengan satu nyawa saja mereka sudah dijanjikan bisa masuk surga. Murah,” imbuhnya.
Jusuf Kalla mengatakan, agama adalah peradaban dan akhlak. Sehingga sudah seyogianya pemeluk agama menebarkan perilaku yang baik. Di Timur Tengah, katanya, kekisruhan selalu terjadi karena orang-orang beragama di sana tidak bisa memberi contoh akhlak yang baik.
Ia mendorong NU mampu menjadi referensi bagi pemikiran-pemikiran Islam bagi dunia. Pusat-pusat pemikiran Islam khas Nusantara yang moderat perlu diperbanyak di Indonesia. (Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua