Nasional PENGAJIAN GUS BAHA

Jelaskan Makna Bekas Sujud, Gus Baha Sebut Atsar itu Tidak Harus Fisik

Sel, 31 Mei 2022 | 07:45 WIB

Jelaskan Makna Bekas Sujud, Gus Baha Sebut Atsar itu Tidak Harus Fisik

KH Bahaudin Nursalim alias Gus Baha (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Pendakwah kondang, KH Bahaudin Nursalim alias Gus Baha menjelaskan makna bekas sujud (min atsaris-sujud) dalam Surat Al-Fath ayat 29. Menurut Gus Baha, kandungan makna pada lafadz 'atsar' dalam ayat tersebut tidak harus berupa fisik.


"Kelak (di akhirat) malaikat melihat baik tidaknya orang itu dengan melihat ada bekas sujudnya atau tidak," jelas Gus Baha di dalam tayangan Bekas Sujud Kebal Neraka yang tayang pada Senin (30/5/2022).


Gus Baha menambahkan, di hadits shahih Bukhari Muslim menceritakan bahwa orang mukmin yang masuk neraka itu semuanya akan dibakar, kecuali atsar sujud. "Dan neraka tidak berani membakar bekas sujud," ungkap Gus Baha menerjemahkan hadits.


Dalam menafsirkan atsaris sujud, kata Gus Baha, ada ulama yang memaknainya dengan jidad hitam, sebagian ulama lagi menafsirkan bahwa di akhirat kelak akan ada nur (cahaya) yang menjadi sebuah tanda bahwa seseorang pernah bersujud. Sebagian ulama lagi menafsirkan dengan makna efek dari sujud yaitu tidak lagi bermaksiat.


"Atsari sujud, bekas sujud, efek sujud, atau akibat sujud. Tentu sujud ini di shalat ya, jangan kamu hanya sujud tanpa shalat," imbuhnya.


"Atsaris sujud itu artinya setelah sujud terbukti tidak maksiat, itu berarti sujudnya membekas. Jika setelah sujud tetap korupsi, tetap maksiat berarti sujudnya tidak ada gunanya karena sujud itu tanha anil fahsya'i wal munkar," beber ulama pakar Al-Qur'an itu.


Dalam ilmu lughat, sambung Gus Baha, makna atsar bisa bermakna akibat. Ia mencontohkan sebuah kalimat "Fauzi sudah tidak minta-minta uang lagi karena sudah dikasih bapaknya satu miliar rupiah."


"Makna atsar (pada kalimat) itu akibat apa bentuk fisik? Sama sekarang, Zaid sekarang tidak maksiat akibat shalatnya diterima. Akibat shalatnya diterima, dia tercegah dari perbuatan keji dan munkar," ujarnya.


Menurut Gus Baha, bukti sujudnya umat Islam diterima adalah tidak suka melakukan maksiat. "Tapi misalnya berarti tidak usah jidat hitam? Ya itu juga bukti sujud tapi fisik, tapi apa (jidad hitam) masuk ayat itu? Wallahu a'lam," ucapnya.


Pengasuh Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA ini menegaskan, makna atsaris sujud yang sudah jelas dan pasti adalah innash shalata tanha 'anil fahsya'i wal munkar (sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar).


"Jadi (makna) atsar sujud paling gampang adalah mengekang dari maksiat," pungkasnya.


Pewarta: Aiz Luthfi
Editor: Kendi Setiawan