Nasional

Jadi Relawan Medis Gempa Turki, LK PBNU Terima Penghargaan dari Kemenkes

Rab, 17 Mei 2023 | 14:00 WIB

Jadi Relawan Medis Gempa Turki, LK PBNU Terima Penghargaan dari Kemenkes

Anggota Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Makky Zamzami menerima penghargaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Budi Gunadi Sadikin sebagai relawan medis dan bantuan kemanusiaan untuk gempa Turki. (Foto: Dok. pribadi)

Jakarta, NU Online

Anggota Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Makky Zamzami menerima penghargaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Budi Gunadi Sadikin sebagai relawan medis dan bantuan kemanusiaan untuk gempa Turki.


“Seratus sembilan belas orang dipanggil untuk pemberian penghargaan langsung dari Kementerian Kesehatan,” terang Makky kepada NU Online, Rabu (17/5/2023).


Makky mengatakan, penghargaan tersebut diberikan kepada relawan yang tergabung dalam Emergency Medical Team (EMT) yang terdiri dari unsur tenaga profesional maupun organisasi.


“Relawan ini bukan orang baru, tapi yang sering diterjunkan pada kejadian bencana di Indonesia. Jadi, relawan-relawan yang sudah punya pengalaman. Terdiri dari unsur organisasi maupun profesional yang bergabung menjadi satu,” papar Makky.


Makky tergabung dalam EMT tipe 2 yang bertugas untuk melakukan operasi di fasilitas kesehatan rumah sakit lapangan. 


“Ini (EMT) ada tipe 1 dan 2. Untuk tipe 1 rumah sakit lapangan yang bisa menjalankan penanganan rawat jalan. Sedangkan tipe 2, rumah sakit yang bisa melaksanakan rawat jalan, rapat inap juga pelayanan operasi atau tindakan emergency yang memerlukan ruangan steril,” jabar dia.


Program relawan yang berlangsung sejak 13 Februari hingga 3 Maret 2023 itu, terang dia, merupakan pengalaman kali keduanya menjadi relawan medis pada kejadian bencana internasional. 


“Jadi, ini merupakan pengalaman kedua saya di internasional sebelumnya di Bangladesh,” papar dia. 


Selama bertugas, Makky mengaku sempat terkendala dengan cuaca dingin ekstrem di Turki. Suhu udara yang mencapai -6 derajat celcius dan tinggal tanpa penghangat ruangan, membuatnya memerlukan waktu untuk beradaptasi.


“Pengalaman yang belum pernah saya jalani adalah cuacanya dingin sekali sampai menyentuh -6 derajat celcius. Kita tidur di tenda BNPB sampai minggu pertama tidak ada penghangat. Hanya dengan baju tebal untuk bisa menghilangkan rasa dingin. Itu tantangan luar biasa sekali,” ucapnya.


Meski begitu, ia mengaku senang dapat tergabung dalam program tersebut. Respons positif dari warga terdampak membuatnya tetap semangat di tengah kendala yang ia alami.


“Respons pengungsi dari gempa Turki ini sangat baik bahkan mereka berobat sampai tengah malam, diantar naik mobil ke lokasi kita. Responsnya sangat positif, ini membuat kita tetap semangat di tengah cuaca dingin,” kata dia. 


Seperti diketahui, pemerintah urai melalui surat Duta Besar Turki untuk Indonesia mengajukan permintaan bantuan EMT kepada pemerintah Indonesia pada 6 Februari 2023. 


Merespons tersebut, pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan tenaga cadangan kesehatan dan EMT yang terdiri dari baik tenaga medis maupun non-medis di wilayah terdampak bencana gempa Turki. 


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa

Editor: Fathoni Ahmad