ISNU Desak Pemerintah Jalankan UU Lahan Pangan Abadi
NU Online · Kamis, 10 Mei 2012 | 14:04 WIB
Jombang, NU Online
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) mendesak pemerintah agar Undang Undang No 41 tentang Lahan pangan Abadi dijalankan. Hal ini agar lahan produksi petanian tidak terus menyempik akibat invasi kepentingan industri dan mengancam jumlah produksi pangan warga Indonesia.<>
Hal ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikantan Sarjana NU, Ali Masykur Musa disela-sela kegiatan Gerakan Peingkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) yang dilakukan di Desa Bareng Jombang, Rabu (10/5) bersama Petrokimia Gresik.
”UU 41mengenai lahan pangan abadi berkelanjutan harus dijalankan. Jika lahan ini untuk pertanian jangan lagi untuk industri. Ini agar negera kita tidak lagi menjadi ned Importir, karena bidang Migas Indonesia sudah tidak lagi Importir,” bebernya.
Ali Masykur menambahakan, ada kecenderungan yang sangat mengkhawatirkan kondisi ketahan pangan yang terus mengalami penurunan karena adanya industrialisasi ini. Data BPS, setiap tahunnya sekitar 27 ribu hektar lahan pertanian terinvasi kepentingan industri, dan ini jelas mengakibatkan penurunan produksi pangan,” bebernya.
Penurunan itu juga, lanjut Maskur, karena selama ini penggunaan pupuk kimia oleh petani pada lahannya sehingga mengakibatkan lahan pertanian semakin tidak subur. ”Dan yang kedua, lahan pertanian padi semakin berkurang. Karena industrialisasi,” imbuh Masykur.
Karenannya, ISNU lanjut Maskur yang juga anggota BPK ini menambahakan, pihaknya mendorong program pangan bisa meningkat dengan menggiatkan GP3K dengan mengajak langsung kepetani. Petani harus disentuh, jangan sampai hanya disapa saja.
”Dengan Gerakan peninkatan produksi ini, diharapkan ada peningkatan jumlah produksi tidak hanya 6,5 Ton per hektarnya. Namun bisa mencapai hingga 8 Ton perhektarnya,” tandasnya seraya menambahkan perlunya pengawalan program ini, karena dengan peningkatan produksi maka kesejahteraan petani akan meningkat.
ISNU juga meminta pemerintah tidak lagi melakukan Import Beras. karena jika import tetap dilakukan harga gabah pasti akan turun dan nilai tukar petani menjadi sangat rendah. Solusinya adalah mengajak petani untuk melakukan Gerakan Peingkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K).
Sementara itu, pihak Petrokimia yang mendapatkan program GP3K sebanyak 70 ribu hektar dengan lokasi lahan di Jawa dan Bali mengatakan pihaknya sudah merealisasikan sebanyak 40 ribu hektar. Untuk program ini di Jawa dengan komposisi 5-3-2 dipastikan produksi pertanian bisa meningkat antara 1 hingga 1,5 ton perhektar.
”Petani dalam program ini mendapat kemudahan, pembayaran setelah panen, dalam bentuk pupuk dan bibit.penyedian pupuk, berbasis RDKK, dan distributor dan kios,” ujar Nugroho Purwanto seraya mengatakan, program peningkatan produksifitas pangan berbasis koorporasi pada tahun 2011 sebesar 100 ribu hektar, dan pada 2012 dikembangkan menjadi seluas 200 ribu hektar.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Muslim Abdurrahman
Terpopuler
1
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
2
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
3
Rais Aam PBNU: Para Ulama Tarekat di NU Ada di JATMAN
4
Gencatan Senjata Israel-Hamas
5
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
6
Gus Yahya: NU Berpegang dengan Dua Tradisi Tarekat dan Syariat
Terkini
Lihat Semua