Nasional

Islam Nusantara Menjaga Lestarinya NKRI

NU Online  ·  Ahad, 6 Januari 2019 | 00:30 WIB

Jember, NU Online
Munculnya sejumlah  pihak yang menolak konsep Islam  Nusantara, tak perlu terajdi jika saja mereka  memahami dengan benar konsep dakwah  yang digelindingkan NU tersebut. Sebab, Islam Nusantara tak ada bedanya dengan Islam yang telah dijalankan oleh masyarakat Nusantara selama ini. Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Pengurus Wilayah LBM NU Jawa Timur, KH Firjoun Barlaman saat menjadi nara sumber dalam diskusi publik di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Taman Baru, Desa Glagahwero, Kalisat, Jember, Jawa Timur,  Sabtu (5/1) malam.

Menurutnya, Islam  Nusantara merupakan metode dakwah yang sudah diwariskan oleh Walisongo selama berabad-abad. Metode tersebut  mengakomodasi kearifan lokal (Indonesia),  dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

“Inti Islam Nusantara adalah rahmatan lil 'alamin dan akhlaqul karimah. Dengan demikian, Islam diambil isinya, bukan bungkus dan labelnya saja,” tukas putra KH Ahmad Shiddiq itu.

Sedangkan nara sumber lain, KH Abdul Muqit  Ariev  memandang  bahwa Islam Nusantara menjadi pengawal utama  lestarinya Bhineka Tunggal Ika.

“Dan kami sebagai pemerintah Kabupaten Jember akan terus bersama kaum santri untuk memperjuangkan hal itu,” ujarnya.

Wakil Bupati Jember itu menambahkan bahwa  pesantren yang merupakan basis NU tidak hanya menjadi benteng bagi umat Islam, tapi juga bagi Indonesia dan kemanusiaan dari ancaman radikalisme, ekstremisme dan terorisme.

“Oleh karena itu, kami pemerintah Kabupaten Jember akan menggunakan segenap kemampuan untuk bekerja sama dengan pesantren, khususnya dalam menanggulangi gerakan radikal,” urainya.

Diskusi yang mengangkat tema Islam Nusantara, Pesantren, dan Tantangan Revolusi Industri 4.0 tersebut  digelar sebagai rangkaian dalam Peringatan Maulid Nabi & Khotmil Qur’an PP. Miftahul Ulum, Kalisat, Jember  (Red: Aryudi AR)