Jakarta, NU Online
Kenakalan remaja yang tersegmentasi pada narkoba, tawuran, hingga dukungan terhadap tindak ekstremisme masih menjadi persoalan utama dalam dunia pendidikan saat ini. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) sebagai organisasi pelajar harus mengupayakan gerakan yang bersifat preventif, mencegah.
"Artinya, IPNU harus mampu masuk dan bisa diterima oleh pelajar sehingga mampu mengarahkan dan memfasilitasi pelajar pada hal positif-progresif," kata Ahmad Ainun Najib, Ketua Departemen Pendidikan dan Pengembangan Kaderisasi Pimpinan Wilayah IPNU Jawa Timur 2015-2018 kepada NU Online, Senin (17/12).
Upaya preventif itu, katanya, harus masuk pada segmen yang diminati para pelajar. Dengan demikian, lanjutnya, penetrasi IPNU pada kasus-kasus di atas akan lebih efektif.
Melengkapi Najib, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi PW IPNU Jawa Tengah Abu Hasan Asy'ari menegaskan pentingnya konsep kaderisasi yang asik dan menarik bagi pelajar. Sehingga mereka tertarik untuk turut serta menjadi bagian dari kader IPNU.
"Dikemas dengan kegiatan camp dan banyak games," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi PW IPNU Jawa Barat Hasan Malawi menyatakan bahwa membendung arus ekstremisme ini harus kerja sama setiap pimpinan cabang, pimpinan wilayah. Pimpinan pusat, katanya, harus mendorong melalui regulasi.
"Bisa melakukan advokasi lapangan melakukan counter issue di forum terbuka atau media cetak dan elektronik. Tapi masti satu koordinasi antara pusat dan wilayah," tandasnya. (Syakir NF/Ibnu Nawawi)