Nasional

Ini Pesan Kiai Zawawi Jelang Pilkada Serentak 2018

NU Online  ·  Ahad, 7 Januari 2018 | 11:01 WIB

Surabaya, NU Online
Tahun 2018, Indonesia memasuki tahun politik. Pemilihan umum kepala daerah akan digelar pada bulan Juli 2018 mendatang. Terutama di Jawa Timur dan 18 kabupaten kota se-Jatim serta pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubenur Jawa Timur.

KH Zawawi Imron dalam taushiyah kajian subuh di Masjid Al-Akbar Surabaya, Ahad (7/1) juga berpesan kepada para peserta pemilu dan masyarakat Jawa Timur untuk senantiasa menjaga lisan. Sebab kehormatan seseorang tergantung pada lisannya.

"Jangan menjelek-jelekkan orang lain. Mari kita berbicara sopan dan menjaga lisan kita masing-masing," kata kiai asal Sumenep ini.

Dalam Al-Quran Allah selalu berbicara sopan. Contohnya Allah berfirman, Hai manusia apakah kamu tidak melihat air yang kamu minum itu, siapakah yang menciptakan, kamu atau kami? "Allah saja berbicara sopan apalagi kita sebagai makhluk-Nya," terangnya.

Orang yang selalu menjelek-jelekkan orang lain itu tanda ia tidak pernah berzikir kepada Allah, tidak pernah beribadah kepada Allah, sehingga dirinya selalu bermaksiat. "Kasihanilah orang yang berbuat maksiat karena ia tidak dekat dengan Allah. Maka tugas kita membimbingnya bukan malah dijelek-jelekkan," tegas Kiai Zawawi.

Selain itu, Kiai Zawawi mengatakan Indonesia ini potongan surga. Indonesia diciptakan Allah begitu indah karena itu Indonesia harus dijaga dan untuk beribadah kepada Allah jangan dibuat bermaksiat.

Tanah air yang indah harus diurus oleh akhlak dan budi pekerti yang indah. Jangan sampai bumi Indonesia ini diurus oleh orang yang tidak bertakwa kepada Allah. Kalau itu terjadi Indonesia akan dirusak.

"Para pejabat, hakim, petani, nelayan semua profesi harus bertakwa kepada Allah, agar Indonesia dijadikan sajadah tempat bersujud kepada Allah," pesan Kiai Zawawi.

Kiai Zawawi mengajak mari jadikanlah Indonesia tanah sajadah. "Cintailah Indonesia karena kita minum air Indonesia dan menjadi darah. Kita menghirup udara Indonesia. Kita bersujud di tanah sajadah Indonesia dan kita mati di dekapan tanah Indonesia. Tidak ada alasan tidak mencintai tanah Indonesia," terangnya. (Rof Maulana/Alhafiz K)