Nasional WABAH VIRUS CORONA

Ini Panduan Medis Jika Shalat Jumat Terpaksa Dilakukan

Kam, 19 Maret 2020 | 05:00 WIB

Ini Panduan Medis Jika Shalat Jumat Terpaksa Dilakukan

Ketua PBNU Bidang Kesehatan dr Syahrizal Syarif. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) menegaskan bahwa shalat jumat sebaiknya ditangguhkan untuk daerah-daerah terjangkit. Shalat jumat bisa diganti dengan shalat zuhur.

Namun, jika suatu daerah terpaksa masih menyelenggarakan shalat jumat, Ketua PBNU Bidang Kesehatan dr Syahrizal Syarif menjelaskan beberapa langkah medis yang harus dilakukan oleh para jamaah.

“Misalnya dengan membawa sajadah masing-masing, khotbah harus dipersingkat, menyediakan hand sanitizer, dan harus menjaga jarak (karena dalam kondisi darurat),” ujar Syahrizal Syarif, Rabu (18/3) di PBNU Jakarta.

Pelaksanaan ibadah seperti ini perlu mendapat pemantauan dari pemerintah daerah dan terus berupaya memberikan pemahaman. Pemantauan tersebut juga perlu dilakukan di tempat-tempat ibadah lainnya.

“Kebijakan peniadaan sementara untuk ibadah di masjid perlu diterjemahkan bahwa pemerintah daerah harus memantau, terutama provinsi-provinsi yang terjangkit. Itu harus dipantau, bagaimana pelaksanaan di masjid-masjid,” kata dokter ahli epidemiologi ini.

“Pelaksanaan shalat jumat minggu ini misalnya, itu harus dipantau, apakah kebijakan menjaga jarak itu dilaksanakan atau tidak. Dan yang paling ekstrem adalah tidak menyelenggarakan shalat jumat,” imbuhnya.

Pemerintah merilis data terbaru kasus positif virus corona Covid-19 pada Rabu (18/3) kemarin. Ada tambahan 55 pasien baru positif sehingga total 227 orang dirawat karena terinfeksi corona.

Dari kasus tersebut, pasien corona yang meninggal melonjak tajam menjadi 19 orang per sore hari ini yang sebelumnya hanya 7 orang. Sedangkan yang berhasil sembuh baru 11 orang.

Dengan perkembangan data terbaru ini, Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara dengan jumlah korban meninggal corona tertinggi dari total 227 kasus positif.

Melansir data dari laman worldometers, di urutan kedua setelah Indonesia yaitu Filipina dengan total 202 kasus positif dan 17 orang meninggal. Kemudian Malaysia yang menempati urutan pertama di Asia Tenggara untuk kasus positif namun jumlah korban meninggal hanya 2 orang.

Kemudian Thailand total 212 kasus dengan korban meninggal 1 orang. Sementara Singapura dengan total 266, Vietnam 68 kasus, Brunei Darussalam 68 kasus, serta Kamboja 35 kasus. Namun keempat negara ini belum ada korban yang meninggal. Sedangkan dua negara ASEAN lainnya, Myanmar dan Laos, tidak ditemukan datanya.

Penderita corona yang meninggal dunia paling banyak berada di Jakarta, yakni 12 orang. Kemudian, ada 1 penderita Covid-19 yang meninggal di Bali, di Banten ada 1 orang, Jawa Barat 1 orang, Jawa Tengah 2 orang, Jawa Timur 1 orang, dan di Sumatera Utara 1 orang.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon