Ini Manfaat Tidur Siang untuk Perkembangan Otak Anak
NU Online · Senin, 29 Agustus 2022 | 15:00 WIB
Afina Izzati
Kontributor
Kudus, NU Online
Kepala Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, Santi Andriyani mengungkapkan, sebenarnya di usia anak-anak punya jam tidur khusus yang harus dipenuhi untuk perkembangannya dan pertumbuhan mental yang sehat.
“Jadi memang bagi anak-anak jumlah jam tidur sangat mempengaruhi kesehatan fisik, suasana hati, kesehatan mental hingga perkembangan kognitif. Sehingga menetapkan jam tidur sesuai usianya akan lebih baik bagi anak-anak,” jelas Santi saat dihubungi NU Online, Senin (29/8/2022).
Menurutnya, ada pedoman jam tidur bagi anak. Bagi anak usia 1-2 tahun harus memenuhi 11-14 jam tidur setiap hari. Sedangkan anak usia 3-5 tahun harus memenuhi 10-13 jam tidur setiap hari. Dan bagi anak usia 6-12 tahun harus memenuhi 9-12 jam tidur setiap harinya.
“Kalau kita melihat rentang waktu tersebut maka berkaitan dengan tidur siang itu menjadi penting bagi anak. Jumlah jam tersebut dapat dibagi pada tidur siang dan tidur malam,” jelasnya.
Santi menegaskan, tidur siang merupakan hal yang penting, karena pada masa anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan segala aspek. Sehingga ketika anak bangun maka tubuh menggunakan oksigen dan makanannya untuk keperluan aktivitas dan mental.
“Sebaliknya ketika anak tidur, jadi semuanya terjadi konservasi energi perbaikan sel-sel tubuh dan pertumbuhan, maka ketika posisi itu tubuh membentuk hormon pertumbuhan. Jadi ketika anak-anak tidur akan memperbaharui sel-sel di tubuh mulai sel kulit, darah, neuron di otak dan lain sebagainya, sehingga daya tangkap anak juga dipengaruhi oleh jumlah jam tidur yang cukup,” paparnya.
Santi mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mengatur pola tidur anak. Sehingga ketika pola tidur tercukupi maka anak-anak akan berkembang dengan baik sesuai potensi yang dimiliki secara maksimal.
“Orang tua harus memberikan edukasi bahwa tidur siang baik untuk anak. Meskipun kadang-kadang setelah diedukasi tetap tidak bisa konsistem maka harus terus di-sounding, misalkan ketika mau tidur malam diedukasi kembali kepada anak bahwa tidur siang dapat menjadi pintar dan badan yang kuat. Semua itu disesuaikan dengan bahasa anak,” pungkasnya.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua