Brebes, NU Online
Menciptakan zaman yang baik, sangat sulit. Karena harus mampu melahirkan pemimpin yang mampu mendoakan rakyatnya dan rakyatnya pun mendoakan pemimpinnya. Pemimpin tersebut bisa membaur dengan rakyat dengan selalu mengadakan pengajian dan istighasah, shalawatan dan berbagai kegiatan keagamaan yang muaranya bisa mendatangkan kedamaian dunia akhirat.
<>
Demikian disampaikan Habib Syeh Bin Abdul Qodir Assegaf dari Solo saat menyampaikan tausihyah pada Shalawatan dan Istighosah dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Perlindungan Masyarakat (Linmas) ke-52 tingkat Jawa Tengah di Islamic Center Brebes, Kamis malam (27/3).
Kita bosan dengan pemimpin-pemimpin yang tidak mau mendoakan rakyatnya, bahkan mencaplok hak-hak rakyat dengan melakukan korupsi. Koruptor itu maling, yang malang melintang dengan gaya sopan tetapi sesungguhnya sangat menyakitkan rakyat. Koruptor itu sesungguhnya maling tetapi bergaya mesam-mesem ditelevisi. “Jangan sampai, Jawa Tengah dihinggapi koruptor-koruptor baik kecil maupun besar,” kata Habib Syeh yang kental dengan shalawatnya.
Habib Syeh juga menyarankan agar gubernur ataupun bupati se-Jawa Tengah jangan menandatangani Peraturan Daerah (Perda) tentang Minuman Keras (miras). Pasalnya, hanya akan mendatangkan keuntungan bagi segelintir orang, yakni produsen miras, sementara rakyatnya menjadi jahat akibat minum-minuman setan. Indonesia tidak butuh orang-orang mendem (mabok) karena hanya merusak. “Jangan sampai pemimpin daerah menandatangani perda miras,” kata Syeh.
Habib Syeh dalam kesempatan tersebut melarang kepada kaum perempuan untuk menjadi TKW. Pasalnya lebih banyak mudlaratnya ketimbang manfaat yang didapat. Suami dan anak-anak menjadi terlantar yang berakibat tingginya angka perceraian dan broken home.
Menurut dia, tidak usah warga Indonesia menjadi TKW, karena negara ini lebih kaya dan terhormat. Indonesia makmur, tinggal bagaimana kita mampu mensyukurinya apa tidak. “Lebih baik berpenghasilan sedikit tetapi barokah ketimbang berpenghasilan banyak tetapi tidak barokah,” kata Habib.
Senada dengan Habib Syeh, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengajak kepada seluruh masyarakat Jateng untuk turut mengawasi kegiatan pembangunan di Jawa Tengah. Dirinya telah bertekad untuk meningkatkan perbaikan infrastruktur, maka jangan sampai pembangunannya tidak bermutu akibat dikorupsi. “Mari kita awasi bersama program pembangunan infrastruktur, agar berjalan dengan baik dan membawa kemaslahatan bagi rakyat,” ajak gubernur.
Dia juga berjanji akan menciptakan lapangan-lapangan kerja bagi generasi muda. Gubernur telah mendorong kepada para bupati dan walikota untuk meningkatkan UMKM dan produk-produk lokal yang bisa menyerap tenaga kerja.
Sementara Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE menyampaikan kegembiraannya kepada gubernur dan Habib Syeh dan Kepala Daerah se Jawa Tengah yang telah memberi suport dan mensukseskan pengajian dalam HUT Linmas. Dia melaporkan, kegiatan pengajian kerap digelar di Kabupaten Brebes untuk mendatangkan kedamaian lahir dan batin bagi masyarakat Kabupaten Brebes. Sehingga pembangunan Brebes bisa berjalan dengan sebaik-baiknya dan sukses.
Pengajian atas kerja sama dengan forum silaturahmi antar majelis taklim (Forsamat) kabupaten Brebes berlangsung meriah. Ketua Panitia KH Aminudin Afif memperkirakan pengunjung mencapai 25 ribu orang. Mereka datang dari berbagai kawasan yang tergabung dalam Syekher Mania. Terlihat dalam identitas jaket mereka, selain dari Brebes ada juga yang berasal dari Cirebon, Tegal, Slawi, Purbalingga. Pengunjung datang sejak Bada Ashar. (Wasdiun/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
5
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua