Jakarta, NU Online
Dalam banyak kesempatan, Direktur ASBIHU Tour and Travel KH Hafidz Taftazani mengungkapkan rasa prihatin dengan banyaknya masyarakat yang tergiur oleh promo biaya umrah yang murah.
Keprihatinan tersebut semakin bertambah tatkala ditemukan fakta biro-biro perjalanan umrah yang menawarkan biaya umrah, gagal memberangkatkan jamaahnya, padahal jamaah telah membayar biaya seperti yang disyaratkan.
Keinginan masyarakat untuk melaksanakan umrah seakan-akan dimanfaatkan oleh travel-trevel umrah yang ‘nakal’. Oleh karena itu Kiai Hafidz mengajak mengajak travel umrah menjadi travel umrah yang ideal, yaitu yang sehat jasmani dan sehat rohani.
“Sehat jasmani, artinya perusahaan itu profesional dalam menjalankan setiap amanah yang diberikan oleh jamaah. Kemudian sehat rohani, yaitu travel umrah itu harus mampu memiliki tim pembimbing yang handal atau hebat, sehingga mampu memberikan bimbingan yang maksimal kepada jemaah,” kata Kiai Hafidz kepada NU Online, Sabtu (29/4).
Menurut Kiai Hafidz, travel umrah yang ideal mampu menyediakan satu pembimbing untuk melayani kebutuhan 15 jamaah. Selain itu, lanjut Kiai Hafidz, travel umrah yang sehat itu sanggup melakukan kegiatan manasik kepada jemaah sebanyak tiga kali sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.
Travel umrah yang ideal juga memiliki rutinitas pengajian minimal sebulan sekali. Ia memandang penting aktivitas mengaji ini karena dapaat menjadi ajang silaturahim dengan para jamaah maupun calon jamaah. Dalam pengajian juga dapat digunakan untuk saling mengingatkan ajaran Islam, misalnya zakat, infak dan sedekah.
“Selain dapat membayar pajak kepada pemerintah, travel umrah idela juga harus dapat memberikan zakat, infak, dan sedekah kepada yang membutuhkan; memberikan pembinaan, kenyamanan bimbingan dan keamanan kepada jemaah. Itu idealnya,” ujar Kiai Hafidz.
Terkait dengan biaya umrah murah, ia menegaskan travel umrah akan memberikan harga minimal USD 1650.
“Seperti disampaikan Kementerian Agama tahun lalu, bahwa harga minimal umrah sebesar 20 juta rupiah,” tandasnya. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)