Nasional

Ingin “Didengar” Rasulullah, Ansor Sulut Dibai'at di Hari Maulid Nabi

Rab, 14 Desember 2016 | 02:03 WIB

Kotamobagu, NU Online
Ratusan kader Ansor se-Sulawesi Utara resmi dibai'at Pimpinan Pusat GP Ansor tepat pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (12/12) dini hari.

"Sengaja kita melakukan bai'at kader bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW agar apa yang menjadi komitmen kita bisa 'didengar' langsung Rasulullah SAW," kata Khairul Anwar, salah satu Instruktur dari PP GP Ansor, beberapa saat sebelum prosesi bai'at dilaksanakan.

Menurut Wakil Sekjen PP GP Ansor itu, yang namanya bai'at harus dilakukan secara khusyuk sebagaimana juga melakukan shalat.

"Karena itu, para peserta diwajibkan berwudlu sebelum dibai'at. Ini dilakukan untuk menjaga agar para peserta tetap dalam keadaan suci saat mengucap kata-kata sumpah dan janji."

Sebagaimana diketahui, prasyarat untuk menjadi anggota dan kader Ansor sebelum dibai'at, para peserta Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL), Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) dan Pendidikan Pelatihan Dasar (Dillatsar) Banser se-Sulut diwajibkan mengikuti pembekalan dari para Instruktur Nasional yang juga pengurus PP GP Ansor. Mereka adalah Benny Rhamdani (Wakil Ketua Umum PP GP Ansor), Faisal Attamimi (Wakil Ketua), Saleh Ramli (Wakil Ketua/Korwil Sulut), M. Aziz Hakim (Wakil Sekjen), Khairul Anwar (Wakil Sekjen), dan Herry dari Satkornas Banser.

Selama lima hari itu para instruksi lebih memberikan penguatan dan pemahaman ideologi serta paham yang dianut GP Ansor, organisasi pemuda dibawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan dalam beberapa materi instruktur juga sempat memberikan pengetahuan kepada para peserta soal bagaimana menghadapi situasi kenegaraan dan politik yang serba 'gaduh' saat ini.

Menurut mereka, kelahiran Gerakan Pemuda Ansor diwarnai oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan epos kepahlawanan. GP Ansor terlahir dalam suasana keterpaduan antara kepeloporan pemuda pasca-Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan.

"Karenanya, kisah Laskar Hizbullah, Barisan Kepanduan Ansor, dan Banser (Barisan Serbaguna) sebagai bentuk perjuangan Ansor nyaris melegenda. Terutama, saat perjuangan fisik melawan penjajahan dan penumpasan G 30 S/PKI, peran Ansor sangat menonjol," kata Aziz Hakim.

Nama Ansor, lanjut Aziz, merupakan saran dari KH Abdul Wahab Chasbullah, ulama besar, pahlawan nasional, sekaligus guru besar kaum muda saat itu, yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. "Dalam sejarahnya, pada masa pendudukan Jepang organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh pemerintah kolonial Jepang. Setelah revolusi fisik (1945-1949) usai, tokoh Ansor yang saat itu bernama ANO Surabaya, Moh. Chusaini Tiway, mengemukakan ide mengaktifkan kembali ANO atau Ansor. Ide ini mendapat sambutan positif dari KH Wachid Hasyim, Menteri Agama RIS kala itu. Maka pada 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor)."

Pelaksanaan pembekalan tingkat Sulawesi Utara tersebut dilakukan di eks Kampus STIE Widya Dharma Kotamobagu, sejak Kamis hingga Ahad (08-11/12/16). Dan, untuk tidak tercampur baur, Instruktur membagi tiga kelas sekaligus pada pembekalan tersebut, yakni kelas PKD, Diklatsar Banser dan kelas PKL.

Peserta sendiri, baik PKD, PKL dan Banser terdiri dari para pemuda dengan berbagai latar belakang profesi maupun pekerjaan, seperti anggota DPRD, Komisioner KPU Kabupaten/Kota, ASN, Pendamping Desa, Jurnalis, dan bahkan beberapa mantan aktivis mahasiswa seperti PMII.

 "Di antara peserta ada Eka Korompot (Kepala Dinas Perhubungan Bolmong), Fadly (Wakil Ketua DPRD Bolmong Selatan), Jusran D. Mokolanot dan Dani I. Mokoginta (Anggota DPRD Kotamobagu), Komisioner KPU diantaranya; Asep Sabar (Kotamobagu), Rully Hala'a (Bolmong), Mirwan Noe (Sitaro), Awaludin Umbola (Bolmong Timur)," ujar Supardi Bado, Ketua Panitia kegiatan, saat dikonfirmasi media ini, sambil menambahkan bahwa yang pasti, semua peserta sudah mengikuti kegiatan dan tahapannya dengan baik.

"Yang patut diacungi jempol, para peserta rela meninggalkan pekerjaan dan kantornya demi membesarkan Ansor di Sulut. Mudah-mudahan Ansor di daerah ini bisa terus eksis," pungkas Yusra Alhabsyi, Ketua PW GP Ansor Sulut yang juga Ketua Komisi I DPRD Bolmong, didampingi Ismail Maga, Sekretaris PW GP Ansor Sulut.

Saat bai'at, para peserta diwajibkan melakukan ritual berjalan di atas bara api yang menyala. "Ini bukan unjuk pamer kebal terhadap api, tapi lebih kepada komitmen, bahwa apapun yang berlawanan dengan prinsip ASWAJA yang dianut oleh Ansor, akan dihadapi. Karena itu menjadi Ansor harus total dan tidak boleh setengah-setengah," kata Yusra Alhabsyi, Ketua PW GP Ansor Sulawesi Utara, yang menyaksikan langsung jalannya prosesi bai'at kader Ansor. (Asep Sabar/Abdullah Alawi)