Nasional

Indonesia-Saudi Bentuk Tim Investigasi Usut Masalah di Puncak Ibadah Haji

Sel, 11 Juli 2023 | 11:00 WIB

Indonesia-Saudi Bentuk Tim Investigasi Usut Masalah di Puncak Ibadah Haji

Menag menerima kedatangan Dubes Saudi di Kantor Kemenag Jakarta, Senin (10/7/2023). (Foto: Kemenag)

Jakarta, NU Online 

Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi membentuk tim investigasi gabungan untuk mengusut permasalahan yang terjadi saat puncak haji di Masyair pada musim haji 2023. Saat ini kedua negara melalui Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Haji Arab Saudi tengah menunggu hasil investigasi yang dilakukan.


Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan bahwa sebelumnya ia telah menyampaikan langsung kepada Menteri Haji dan Umrah Saudi Tawfiq F Al Rabiah bahwa selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) ada beberapa permasalahan. Mulai dari masalah keterlambatan distribusi konsumsi, keterlambatan penjemputan di Muzdalifah, hingga masalah tenda dan toilet di Mina.


“Kami telah melakukan analisa, dan masalahnya ada pada Mashariq selaku serikat penyedia. Hal ini sudah kami sampaikan kepada Menteri Tawfiq, dan sangat responsif,” ungkapnya saat bertemu dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal bin Abdullah Al-Amudi di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (10/7/2023).


“Kita sepakat membentuk tim investigasi. Saat ini sudah dilakukan setidaknya dua kali pertemuan, dan tim ini masih bekerja. Kita akan tunggu hasilnya satu atau dua minggu ke depan. Kami apresiasi pemerintah Saudi amat kooperatif,”ungkapnya dikutip dari laman Kemenag.


Walau terdapat beberapa masalah, namun Menag juga mengapresiasi berbagai fasilitas yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada jamaah haji Indonesia. Misalnya, menurutnya terkait tata cara masuk Raudhah dengan menggunakan tasreh yang sangat memberikan kemudahan kepada para jamaah. 


“Jamaah lebih tertib dan memiliki kesempatan yang sama untuk ke Raudhah. Ini sangat membantu. Kondisi di Masjidil Haram pun lebih teratur dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” katanya.


Termasuk, lanjutnya, saat pemerintah Indonesia memutuskan untuk memberikan hadiah tambahan Zamzam bagi jamaah, pemerintah Arab Saudi pun sangat membantu. 


“Hadiah Zamzam ini jadi obat bagi jamaah yang sempat kecewa dengan pelayanan saat Masyair. Terima kasih karena pemerintah Saudi sudah membantu,” tuturnya.


Sementara Dubes Arab Saudi Faisal bin Abdullah Al-Amudi mengapreasiasi pola koordinasi dan komunikasi yang dilakukan Menag. “Kami senang karena koordinasi, komunikasi intensif yang telah dilakukan Bapak Menteri. Kami berharap dapat memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh jamaah, khususnya bagi haji Indonesia,” kata Faisal.


“Kami berdoa, jamaah haji Indonesia dapat kembali dengan sehat dan selamat. Dan semoga menjadi haji mabrur,” imbuhnya.