Nasional

Indonesia Perlu Tingkatkan Efisiensi UKM Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

NU Online  ·  Kamis, 10 April 2014 | 13:00 WIB

Jakarta, NU Online
Pengamat Ekonomi Indef Akhmad Erani Yustika mengatakan, Indonesia termasuk negara yang kurang siap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MAE) yang akan berlaku pada 2015 mendatang yang menyebabkan seluruh aliran barang bebas masuk ke seluruh kawasan ASEAN.
<>
Sektor UKM yang menghidupi jutaan rakyat Indonesia, menurut dosen universitas Brawijaya Malang ini termasuk diantara titik lemah. Sektor UKM Indonesia masih kalah jauh efisiensinya dibandingkan dengan sektor yang sama di Malaysia dan Thailand. Demikian dikatakan kepada NU Online disela-sela diskusi Konsep Ekonomi NU yang diselenggarakan menjelang pelaksanaan Munas dan Kobes NU Mei 2014 ini, Kamis (10/4).

“Saya tidak yakin Indonesia bisa kompetitif dalam MAE,” tandasnya.

Ia menjelaskan, terdapat dua langkah dalam menghadapi MAE, pertama, me-review ulang isi dari kesepakatan MAE karena bukan hanya Indonesia yang tidak siap, tetapi ada banyak negara lain seperti Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja. 

“Ini bukan hanya dalam konteks kepentingan Indonesia saja, tetapi Indonesia harus ngemong, jangan sampai soliditas ASEAN robek gara-gara masalah ini,” paparnya.

Strategi kedua adalah, menutupi kelemahan-kelemahan yang selama ini masih dimiliki oleh Indonesia ketika bersaing dengan sesama anggota ASEAN.

“Kalau berbagai kelemahan ini ditambal, saya yakin Indonesia masih bisa bersaing dengan Malaysia dan Thailand,” tuturnya. 

Keterbukaan dalam MAE ini juga meliputi sektor tenaga kerja. Ia mencontohkan, tenaga perawat dari Philipina akan bisa masuk Indonesia dengan bebas setelah pemberlakukan perjanjian ini sehingga mengancam pasar tenaga kerja lokal jika mereka tidak siap. (mukafi niam)