Nasional

Imam Besar Istiqlal: Jangan Jadikan Al-Qur’an Alasan untuk Membenci

Ahad, 12 Agustus 2018 | 15:01 WIB

Bogor, NU Online
Untuk menjalin silaturahim antarwarga Nahdliyin di lingkungan Kabupaten Bogor, Ranting Istimewa NU Citra Indah City, Kecamatan Jonggol menggelar Halal bi Halal dan Istighotsah, Ahad (11/8) malam. Hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Al-Ittihad, Bukit Menteng, Citra Indah City itu, Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasharuddin Umar.

Sesuai tema yang diusung Memperkokoh Ukhuwah Islamiyyah, Wathoniyah dan Menjaga NKRI, Mustasyar PBNU ini banyak menjelaskan tentang hakikat cinta dalam Al-Quran dan yang seharusnya diimplementasikan dalam kehidupan antarsesama, khususnya di Indonesia.

"Di Indonesia, umat Islam ada yang suka shalawatan, merayakan Maulid ada yang suka memanjangkan jenggot, memakai celana cingkrang. Tidak ada yang salah dengan semuanya itu. Yang salah kalau saling menyalahkan," ujarnya yang sebelumnya memaparkan tentang kondisi umat Islam di Indonesia. 

Lebih lanjut, kiai asal Sulawesi Selatan itu memaparkan tentang ummul kitab, yakni Alfatihah serta bismillahirrahmanirrahim sebagai ayat pertama Al-Quran.

"Kalau ada yang bilang bismillahirrahmanirrahim itu tidak termasuk ayat Al-Quran, sama saja merusak Al-Quran itu. Sebab, sudah menjadi hitungan bahwa jumlah Bismillah dalam Al-Quran 114 yang bisa dibagi 19. Bismillah mengawali semua surat dalam Al-Quran kecuali Surat At-taubah yang tidak diawali dengan Bismillah. Jumlah surat Al-Quran 113, lalu di mana Bismillah yang menggenapkan jumlahnya 114, yang menggenapkannya adalah Bismillah yang ada dalam Surat An-Naml ayat 30," paparnya panjang lebar. 

Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa inti dari Al-Quran adalah Alfatihah, sebagai ummul quran, dalam ayat pertama Alfatihah ada pembelajaran tentang kasih sayang "bismillahirrahmanirrahim" dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 

"Inti Al-Quran itu cinta dengan kasih sayang, jadi jangan jadikan Al-Quran alasan untuk membenci," pungkasnya menandaskan bahwa salah jika ada orang yang menjadikan Al-Quran sebagai alasan membenci serta menyalahkan orang lain yang berbeda penafsiran dalam memahaminya. (Nidhomatum MR/Abdullah Alawi)