Nasional

Hubungan Puasa dan Misi Utama Manusia di Dunia menurut Ketua LK PBNU

Jum, 7 April 2023 | 09:00 WIB

Hubungan Puasa dan Misi Utama Manusia di Dunia menurut Ketua LK PBNU

Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dr H Moh. Zulfikar As'ad. (Foto: Tangkapan layar Youtube TV NU)

Jakarta, NU Online 
Ketua Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr H Moh. Zulfikar As'ad menyebut bahwa dua misi atau tugas utama manusia di dunia adalah beribadah dan menjadi khalifah (pemimpin) di bumi. Misi ini menurutnya tidak bisa dilaksanakan dengan baik jika tidak didukung dengan aspek kesehatan. 


“Jadi dua peran ini tidak akan bisa dilakukan oleh kita sebagai manusia, apabila kita tidak memiliki bekal utamanya adalah masalah kesehatan,” ungkapnya dalam tanyangan Youtube TVNU, Jumat (7/4/2023).


Untuk menjaga kesehatan ini, Allah telah mengingatkan manusia untuk menjaga kesehatan dengan berbagai upaya. Termasuk Allah memerintahkan ibadah puasa sebagai upaya yang di dalamnya terkandung banyak manfaat untuk kesehatan.


“Kalau kita lihat, dalam tidak ada satu pun jurnal atau penelitian yang menerangkan tentang akibat dari orang yang sakit dikarenakan puasa secara Islam,” ungkapnya.


“Kita yakin bahwa Allah ketika memerintahkan mewajibkan kita, itu pasti sudah diukur sesuai dengan kadar dan kemampuan kita sebagai manusia,” tegasnya.


Terlebih dalam lintasan sejarah, ibadah puasa sudah ada dan diwajibkan kepada orang-orang sebelum umat Nabi Muhammad dengan cara dan mekanisme berbeda-beda. Seperti zaman Nabi Daud dengan model sehari puasa dan sehari tidak.


Ia menjelaskan bahwa secara teori kedokteran, manusia bisa bertahan tidak makan dan tidak minum bisa mencapai 1 minggu. Puasa yang diajarkan secara Islam hanya puasa mulai dari Imsak sampai dengan maghrib walau tiap daerah memiliki durasi berbeda-beda.


“Itu pun selama dia memang niat puasa, maka pasti masih mampu dan kuat,” tegasnya.

 

Wajar bila di awal-awal puasa, tubuh orang yang berpuasa harus beradaptasi terlebih dahulu. Namun seiring waktu, pola tersebut akan terbiasa dilakukan. “Memang manusia memiliki kehebatan di situ. Manusia makhluk yang paling bisa beradaptasi dengan lingkungan,” imbuhnya.


“Kita yakin bahwa apapun yang diperintahkan oleh Allah, yang diwajibkan oleh Allah, pasti bisa menimbulkan hal yang positif atau justru menyembuhkan kesehatan bagi diri kita semuanya,” tegaskan.


Seperti ibadah shalat yang menurutnya merupakan aktivitas ibadah yang di dalamnya juga terkandung banyak manfaat untuk kesehatan. Kemampuan orang melaksanakan shalat juga sudah menunjukkan tingkat kesehatannya. Jika ada orang yang shalat dengan sempurna, maka bisa menunjukkan kesehatan yang sempurna.


“Dengan aktivitas gerakan-gerakan seperti itu, berarti bisa menunjukkan bahwa kita dalam keadaan sehat walafiat,” katanya.


Beda dengan orang sakit yang melakukan shalat dengan duduk, tidur, atau isyarat sesuai dengan kondisi kesehatannya.


“Sehat adalah amanah, marilah kita jaga dengan sebaik-baiknya, dan orang baru tahu betapa mahalnya sehat ketika orang itu sedang sakit,” pungkasnya.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin