Nasional

HPN Buka Kepengurusan Cabang Perwakilan di Luar Negeri

NU Online  ·  Jumat, 20 April 2018 | 12:40 WIB

Jakarta, NU Online
Luasnya diaspora dan jaringan warga NU di luar negeri yang berprofesi sebagai pengusaha menggerakkan Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) untuk memperluas kepengurusan di tingkat internasional.

Ketua I Dewan Pengurus Pusat (DPP) HPN GSCB Reza Fahlipi Bakhtiar mengatakan, pembukaan kepengurusan HPN di luar negeri sesuai amanah AD dan ART organisasi.

“Perwakilan di luar negeri bernama Pengurus Cabang Perwakilan (PCP). Langsung di bawah naungan HPN Pusat,” ujar Reza kepada NU Online, Jumat (20/4).

Menurut Reza, HPN memandang bahwa ekonomi tidak berdiri sendiri, perkembangannya saling terkait, baik pada skala nasional maupun internasional. Sehingga cabang perwakilan luar negeri penting dibentuk.

“Saat ini mandataris kepengurusan pertama dibentuk di Inggris Raya dan Irlandia. Juga akan dikembangkan di Hong Kong, Korea, dan Jepang,” ungkap Reza.

Harapan dibentukanya PCP HPN, lanjut alumnus Pesantren Tebuireng ini, bisa membantu Nahdliyin dan pemerintah Indonesia secara umum untuk memberikan peluang-peluang usaha dan investasi serta memasarkan produk khas dalam negeri secara luas.

Sementara itu, Mandataris PCP HPN Inggris Raya dan Irlandia Abdul Ghofur menjelaskan, saat ini dirinya terus melakukan konsolidasi dengan sejumlah pihak untuk menghimpun para pengusaha di wilayah Inggris Raya  dan Irlanida Utara.

“Dalam waktu dekat, kami akan mengadakan pertemuan khusus dengan pihak PCINU Inggris Raya,” ujar Ghofur saat berkunjung ke Kantor Redaksi NU Online.


Mandataris PCP HPN UK dan Irlandia, Abdul Ghofur. (Foto: Fathoni/NU Online)

Pria kelahiran Surabaya yang saat ini sedang mengembangkan bisnis sistem teknologi informasi di Inggris itu menyambut baik mandat HPN Pusat yang ditugaskan kepadanya. Sebagai bagian dari warga NU, katanya, ini merupakan panggilan organisasi.

“Beberapa minggu yang lalu, saya sudah masuk dalam keanggotaan BrithChamb (Kadin Inggris, red) sehingga persoalan pembukaan usaha atau konsolidasi pengusaha akan lebih mudah,” ungkap Founder dan Presiden Direktur PT Andromedia ini.

Pada prinsipnya, sambung Ghofur, membuka usaha di Inggris itu tidak susah jika persoalan administrasi dan segala sesuatu yang dibutuhkan termasuk produk telah siap. Ia memetakan, selain produk sistem teknologi informasi dan software bisnis, produk kuliner serta pariwisata juga memiliki pasar besar di luar negeri.

Pria 35 tahun yang pernah menjabat Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Surabaya ini optimis bisa mengembangkan HPN di Inggris Raya dan Irlandia.

“Konsolidasi pengusaha NU nanti bisa saya lakukan di sejumlah tempat seperti di internal PCINU, masjid, maupun pengajian-pengajian di Inggris,” tutur Ghofur.

Ghofur yang juga aktif sebagai Bendahara Umum di Pengurus Pusat Asosiasi Pengusaha Sistem Informasi ini memperkirakan bisa menjaring 20 hingga 30 pengusaha NU di Inggris dan Irlandia. (Fathoni)