Hindari Destinasi Wisata Rawan Bencana saat Mengisi Libur Tahun Baru
NU Online · Rabu, 28 Desember 2022 | 21:45 WIB

Mengunjungi museum dapat dipilih sebagai pengisi waktu libur akhir tahun di masa cuaca ekstrem. (Foto: ilustrasi/freepik)
Syifa Arrahmah
Penulis
Jakarta, NU Online
Menyambut pergantian tahun, banyak orang yang memanfaatkannya untuk liburan akhir tahun. Hanya saja, pada musim hujan seperti ini, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) menyarankan masyarakat untuk memilih destinasi berlibur yang aman, sekaligus menghindari beberapa lokasi yang diketahui rawan bencana.
"Demi kelancaran, kenyamanan, dan keselamatan saat liburan akhir tahun, sebaiknya pilih tempat wisata yang aman dan hindari kawasan rawan bencana, pantai, sungai, puncak gunung atau bukit, seperti itu," kata Pengurus LPBI NU M Ali Yusuf, kepada NU Online, Rabu (28/12/20220.
Terkait rawan bencana, ia mengatakan bahwa kejadian banjir rob dan gelombang tinggi di beberapa wilayah di Karawang dan Karimun Jawa, Jawa Tengah bisa menjadi acuan. Sejumlah desa di pesisir utara Karawang, Jawa Barat dilanda banjir rob. Akibatnya rumah-rumah terendam, akses terputus, hingga satu dusun terisolasi.
"Terus di Karimun Jawa itu, akibat cuaca buruk ratusan wisatawan terjebak di sana," jelasnya.
Belajar dari peristiwa tersebut, lanjut dia, langkah-langkah antisipasi ekstra sebaiknya dilakukan, apalagi jika destinasi liburan bersentuhan dengan alam. "Bisa pilih alternatif lain, contohnya mengunjungi museum atau mengisi liburan dengan kumpul bersama keluarga," ungkap Ali.
Jika telah terlanjur menyiapkan rencana untuk berlibur, hal terpenting untuk diperhatikan menurutnya adalah peringatan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah. Informasi terkait itu dapat dilihat dari situs-situs resmi BMKG.
Hal lain yang perlu diperhatikan, tambah dia, kondisi cuaca sebelum bepergian, pastikan rute yang akan dilalui aman, membawa selalu alat pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), dan upayakan memilih pemberangkatan pada pagi atau siang hari.
"Yang pasti adalah perencanaan yang matang. Meski (bencana) tidak dapat diprediksi namun keberangkatan baik melalui jalur udara, laut, atau darat saat pagi hari lebih kecil kemungkinannya untuk ditunda atau dibatalkan daripada malam," imbuhnya.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
2
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
3
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
4
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
5
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
6
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
Terkini
Lihat Semua