Nasional

Hikmah dan Pelajaran Berharga dari Pemilu Menurut Mustasyar PBNU

NU Online  ·  Jumat, 19 April 2019 | 00:03 WIB

Hikmah dan Pelajaran Berharga dari Pemilu Menurut Mustasyar PBNU

KH Muhammad Machasin, Mustasyar PBNU

Jakarta, NU Online
Pemilihan Umum (Pemilu) telah selesai dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Peristiwa lima tahunan ini tentu memberikan banyak hikmah bagi segenap bangsa Indonesia, bahkan dunia.

Hal ini penting sebagai pelajaran dalam rangka menyongsong masa depan yang lebih baik lagi. Hal inilah yang ditekankan oleh Rasulullah SAW.

"Salah satu pesan Nabi kepada kaum beriman adalah: agar mengambil pelajaran dari setiap hal yang dilihat ([an yakūna] naẓarī ‘ibratan)," tulis KH Muhammad Machasin, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dalam akun Facebook-nya pada Jumat (19/4).

Menurutnya, banyak pelajaran yang dapat diambil dari pesta demokrasi itu. Persoalan kepercayaan, misalnya, yang bisa diraih oleh masyarakat dengan pertimbangan tertentu.

"Misalnya, kepercayaan orang dapat diperoleh dengan kerja nyata dan kualitas pribadi," kata Guru Besar UIN Sunan Kalijaga itu.

Akan tetapi, lanjutnya, ada juga orang yang memberikan suara, kepercayaannya pada calon legislatif maupun presiden dan wakil presiden itu dengan pertimbangan-pertimbangan lain yang tidak rasional.

"Rasa takut, kecewa, curiga, ketidaktahuan, keinginan, kedekatan perasaan dan sebagainya tidak jarang ikut menentukan, bahkan menjadi faktor penentu dalam menjatuhkan pilihan," terangnya.

Kehidupan nyata, kata Kiai Machasin, memang mengandung banyak pilihan-pilihan yang tidak rasional. Dalam berlalu lintas, misalnya, banyak orang yang menurutkan keperluan pribadi yang mendorong pengambilan pilihan tak semestinya daripada mendasarkan pilihan pada pertimbangan nalar dan moralitas.

Isu besar urusan orang lain, menurutnya, sering kali membuat orang lupa pada isu kecil yang semestinya ia perhatikan. Hal ini menjadi pelajaran lain baginya.

"Orang memberikan perhatian kepada pemilihan presiden, sehingga pemilihan caleg tidak mendapatkan porsi yang wajar dari banyak caleg," katanya.

Ia mengaku bahwa sampai pagi tanggal 17 April 2019, hanya ada seorang caleg DPRD II yang menghubunginya guna meminta dukungan, sedangkan untuk suara ke capres, banyak yang mengiriminya pesan.

Hal lain yang menjadi pelajaran baginya adalah penggunaan berbagai cara yang tidak terpuji untuk mendapatkan suara. Anehnya, banyak juga yang terpengaruh oleh cara-cara seperti ini.

"Pemelintiran berita, pembuatan dan penyebaran hoax dan seterusnya masih dapat mempengaruhi pikiran orang," jelasnya.

Mestinya, kata Kiai Machasin, ilmu membuat orang lebih arif dan pilihan-pilihan kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan yang masuk akal. Agama hadir dalam memberikan tuntunan moral dalam melakukan tindakan dan pendidikan sebagai sarana untuk menanamkan nilai dan melatih kecakapan.

Sementara itu, emosi dan keinginan yang seperti dilepaskan tanpa kendali perlu diikat kembali dengan nalar, nurani dan kedewasaan. "Mari kita ikat lagi (emosi) dengan nalar, nurani dan kedewasaan," pungkasnya. (Syakir NF/Muhammad Faizin)