Nasional

Helat Maulid Nabi, Minsyaul Wathon Hadirkan Ketua Lesbumi

Sab, 25 Januari 2014 | 18:23 WIB

Pati, NU Online
Yayasan Pendidikan Islam Minsyaul Wathon Grogolan-Dukuhseti-Pati, Jawa Tengah memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada Sabtu (25/1), siang. Peringatan tersebut dihadiri Ketua Umum Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU, Sastro Ngatawi.
<>
Sastro mengatakan, kaum muslimin harus rajin menyambung silaturrahim kepada siapapun agar belajar mendengarkan dan mengambil hal-hal yang positif. “Undzur maa qaal, wa laa tandzur man qaal. Lihat apa yang dibicarakan, jangan lihat siapa yang bicara,” tegasnya.

Meskipun yang bicara jenderal bintang sembilan atau kiai yang bersurban besar, lanjut pimpinan grup sholawat Ki Ageng Ganjur ini, jika materi yang bicarakan tidak bermanfaat maka jangan didengarkan, apalagi diikuti.

“Selain itu, saya sepakat dengan pidato Kiai Makhtum tadi, kita harus menjunjung tinggi kejujuran dan membudayakan kebersamaan untuk kemaslahatan masyarakat. Jika ada politisi yang suka bohong, maka jangan dipilih lagi. Ini penting apalagi tahun politik seperti sekarang ini,” katanya.

Sebelumnya, selaku pengurus yayasan, KH Ali Makhtum di hadapan ratusan hadirin menyatakan bahwa peringatan Maulid Nabi menjadi jadwal resmi Minsyaul Wathon.

“Pesan dari sesepuh yayasan, KH Suyuthi A Hannan, acara maulid harus dilaksanakan besar-besaran biar meriah. Karena maulid merupakan hari istimewa,” terangnya.

Untuk tahun ini, lanjut Kiai Makhtum, maulid diselenggarakan pada 23 Rabi’ul Awal 1435 H. Pelaksanaannya memang tidak selalu bertepatan dengan tanggal lahir Nabi. Akan tetapi disesuaikan dengan situasi dan kondisi termasuk cuaca yang sepekan kemarin dilanda banjir.

Meski demikian, seluruh siswa mulai tingkat PAUD, ibtidaiyah hingga tsanawiyah beserta para wali murid dan anggota majlis guru tumplek blek memenuhi halaman madrasah. Hadir pada kesempatan itu Ketua PBNU KH Arvin Hakim Thoha. Hadir juga dalam acara tersebut kepala desa Grogolan yang baru dilantik beserta para perangkat dan tokoh masyarakat. (Ali Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)