Nasional

Hati-hati, Ini Meme “Hoax” Atasnamakan Gus Mus

Jum, 10 Maret 2017 | 10:23 WIB

Hati-hati, Ini Meme “Hoax” Atasnamakan Gus Mus

“Aku lebih rela tulisanku diakui sebagai tulisannya, daripada tulisannya diakukan sebagai tulisanku."

Jakarta, NU Online
Mustasyar PBNU KH A Mustofa Bisri mengklarifikasi meme yang mengatasnamakan dirinya melalui akun Facebook pada Jumat (10/3). Meme tersebut, menurut kiai pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang yang akrab disapa Gus Mus itu, berisi pernyataan yang bukan berasal dari dirinya. Meme tersebut bohong alias "hoax".

Meme yang tersebar melalui media sosial yang dimaksud berbunyi: “Kalau diperhatikan dengan nalar, Habib RIziek ini bukan sekedar ingin merebut kekuasaan. Tetapi ingin menjadi TUHAN seperti halnya FIR’AUN yang ingin semua orang menyembanya.”

Gus Mus menyebut pembuat meme tersebut sebagai orang yang tidak percaya diri. “Mengapa ada orang yang suka menyatakan pikirannya tapi tidak pédé dan mengatasnamakan orang lain?” katanya.

“Aku lebih rela tulisanku diakui sebagai tulisannya, daripada tulisannya diakukan sebagai tulisanku. Ini beberapa contoh saja dari tulisan orang yang diakukan sebagai tulisanku, lengkap dengan fotoku,” tambah kiai yang penulis dan pelukis itu.

Akun Abdul Rohim mengomentari unggahan Gus Mus tersebut: “100% saya ndak percaya bahwa ini adalah omongan mbah mustofa.”

Ida Anida berkomentara: “Hoax....orang sesantun beliau bilang gitu...dosa lho yang buat2 jika nggak segera taubat.”

Sementara putri Gus Mus, Ienas Tsuroiya, melalui akun Facebook mengatakan “Ini loh guys... Abah (dan kami, anak2nya), sampe capek klarifikasi ke sana-kemari, dari sms, WA, fb, twitter dst. Seingat saya, kasus pertama dulu adalah saat seseorang bernama AR Baladewa menciptakan puisi yang mirip (dimirip2kan?) dengan puisi Abah yang paling populer: "Kau Ini Bagaimana, atawa Aku Harus Bagaimana". Tp kemudian memostingnya dengan menyematkan foto Abah. Namanya sendiri ditulis di paling bawah, dengan font kecil. Akibatnya, banyak orang yang kurang teliti menganggap itu beneran puisi karya Abah. Setelah meme itu berhasil mengelabui banyak orang, kasus2 lain menyusul... Gimana ya cara menghentikan hal ini?

Pengurus Lembaga Bahtsul Masail PBNU Sarmidi Husna mengatakan, seharusnya media sosial menjadi sarana sliaturahim dan perekat persatuan, bukan kebencian dan permusuhan, dan kebohongan atau hoax. Ia mengimbau semakin canggihnya teknologi informasi seharusnya dibarengi dengan kemampuan menyeleksi dan berita.

Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, kata dia, menyatakan haram perilaku membuat dan menyebarkan berita palsu, bohong, menipu atau dikenal dengan hoax. Pernyataan tersebut mengemuka pada forum bahtsul masail yang digelar di PBNU, Jakarta pada Kamis (1/12/2016). (Abdullah Alawi)