Jakarta, NU Online
Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) telah berusia 7 tahun pada 14 Juli 2018. Dalam usianya itu, Ketua Umum Pengurus Pusat HPN Abdul Kholik mengatakan, HPN saat ini telah meletakkan fondasi-fondasi strategis bagi para pengusaha Nahdliyin.
“Pada Harlah ketujuh, beberapa fondasi penting untuk berhimpun dan berinteraksinya pengusaha-pengusaha Nahdliyin telah dapat dicapai oleh HPN,” ujar Kholik, Ahad (15/7) kepada NU Online.
Beberapa fondasi penting yang dimaksud Abdul Kholik ialah sebagai berikut:
1. Kepengurusan telah terbentuk di 22 provinsi, 2 Pengurus Cabang Perwakilan (PCP) di luar negeri, dan 1 Duta HPN di Benua Eropa.
2. Silaturahmi bisnis antar sesama anggota sudah mulai berjalan baik, melalui beragam sarana, di antaranya media sosial.
3. Grup-grup bincang berdasar sektor-sektor bisnis/usaha sudah bergulir dan marak, serta terus berkembang transaksi antar-sesama anggota.
4. Berbagai produk unggulan telah dihasilkan dan dipasarkan bersama memanfaatkan brand HPN dengan target pasar jaringan anggota HPN seperti beberapa produk beras yang dihasilkan dari kolaborasi beberapa PC HPN, garam kualitas tinggi hasil produksi garam di pegunungan, air minum dalam kemasan, dan lain-lain.
5. Pembentukan basis data pengusaha telah dimulai dan terus dikembangkan.
6. Sinergi dengan berbagai lembaga dan banom NU terus dijalin dan ditingkatkan daya dan hasilnya, seperti dengan LPNU, Muslimat, dan lain-lain.
Ketua PP HPN Abdul Kholik. (Foto: NU Online)
Kholik menyadari masih banyak target yang harus dikejar yang memerlukan kerja cerdas, kerja keras, kerja ikhlas, dan niat yang bersih, terutama membangun karakter organisasi agar kompatibel dengan karakter wirausaha Islami.
“Sembari terus berupaya meningkatkan mutu berbagai program pemberdayaan dan implementasinya,” ucapnya.
Ia mengajak kepada para pengusaha NU untuk bergabung memperkuat HPN. Bergandengan tangan untuk saling memberdayakan.
Kholik mendorong agar pengusaha NU memanfaatkan HPN untuk saling mengasah dan mengasuh dengan niat untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri pada khususnya dan agar lebih bermanfaat bagi pembangunan kemampuan wirausaha dan ekonomi umat pada umumnya.
“Insyaallah mashlahat dan barokah,” tutupnya. (Fathoni)