Nasional

Harga Kebutuhan Pokok Belum Turun, Warga dan Pedagang Menjerit

Jum, 17 Juni 2022 | 17:05 WIB

Harga Kebutuhan Pokok Belum Turun, Warga dan Pedagang Menjerit

Pedagang sembako di pasar. (Foto: NU Online/Suci Amaliyah)

Bekasi, NU Online 

Sejumlah harga kebutuhan pokok di beberapa daerah kian melonjak drastis. Kenaikan yang sudah berlangsung sejak lebaran idul fitri ini, membuat warga dan pedagang di tingkat hulu hingga hilir menjerit.


Kenaikan komoditas pokok ini terus terjadi setiap hari. Jika sebelumnya harga cabai rawit merah di pasaran dijual dengan harga Rp60 ribu per kg, kini harganya tembus Rp100/120 ribu per kg. Selain cabai, bawang merah juga ikut merangkak menjadi 60 per kg. Kenaikan harga ini juga terjadi di sejumlah komoditas sayur seperti wortel, sawi, dan tomat. 


“Harga sayuran naik semua dari lebaran idul fitri kemarin sampai sekarang belum turun. Harga tomat saja sekarang 20 per kg,” ujar Angga (40) pedagang di Pasar Tambun, Bekasi, Jawa Barat saat ditemui NU Online Jumat (17/6/2022) siang.


Bagi pedagang, kenaikan harga tersebut membuat daya beli masyarakat berkurang. Omzet yang didapatkan pedagang pun ikut turun. “Untuk stok masih sama tidak berkurang namun iya itu minat pembeli sekarang berkurang,” ungkapnya.


Pedagang jual eceran

Pedagang sayur di Perumahan Griya Asri 2, Tambun Selatan, Bekasi, Ayu (35) menuturkan dirinya terpaksa bertahan dan memutar otak agar tetap dapat berjualan, mendapat untung, dan utamanya membantu kebutuhan warga sekitar.


Ia merupakan penjual tingkat hilir yang dagangannya langsung dibeli oleh ibu-ibu rumah tangga sekitar perumahan. Ia bercerita sudah tidak melayani pembeli cabai, bawang, dan sayuran dengan timbangan gram sejak harga naik. Ia menjual bahan pangan tersebut dengan takaran atau potongan.


“Sekarang satu butir cabai berukuran besar dan bagus harganya Rp500 per butir. Jadi dalam satu plastik per 5.000 hanya ada beberapa butir cabai. Bawang dan sayuran juga sama,” kata Ayu saat ditemui NU Online di warungnya.


Harga telur dan sayuran naik

Kenaikan harga pokok tak hanya terjadi di Bekasi. Sejumlah pasar di Jakarta misalnya, harga sayuran dan telur terus melonjak. Di Pasar Santa, Jakarta Selatan harga telur naik dari Rp25 ribu per kg menjadi Rp28 ribu per kg dibandingkan pekan lalu. 


Untuk brokoli dibanderol dari Rp30 ribu menjadi Rp40 ribu per kg. Sayur kol menyentuh Rp16 per kg. Selanjutnya, sawi hijau dibanderol rata-rata Rp16 per kg naik dari harga sebelumnya Rp10 per kg. Sementara harga telur kini tembus di angka Rp30 ribu per kg. Harga tersebut juga diprediksi melonjak lagi. 


Salah satu pedagang telur, Andi menuturkan, saat ini harga telur ayam naik menjadi Rp30 ribu per kg. Hal ini membuat para pembeli mengeluhkan kenaikan harga telur. Pasalnya, telur merupakan salah satu kebutuhan pangan yang selalu dicari pembeli.


Tingginya harga komoditas pokok ini membuat banyak konsumen menjerit. Harga barang semakin tidak terjangkau, khususnya bagi masyarakat ekonomi ke bawah. Meski begitu, masyarakat terpaksa tetap membeli lantaran menjadi bahan pokok masakan sehari-hari. 


Salah satu pembeli, Nila (45) merasa keberatan dengan kenaikan harga sejumlah komoditas pokok. Dia mengaku terpaksa mengirit setiap kali berbelanja untuk kebutuhan masak.


“Belanjanya dikurangi cuma buat ukuran masak aja, biasanya setengah sekarang seperempat atau se ons. Habis mau bagaimana lagi namanya kebutuhan, mau pakai apa kalau nggak beli,” kata Nila.


Masyarakat berharap harga komoditas pokok di pasaran secepatnya kembali normal, sehingga tak membebankan di tengah kondisi ekonomi yang sedang sulit. 


Perkembangan harga pangan nasional

Berdasarkan laporan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, rata-rata harga cabai rawit merah di pasar tradisional se-Indonesia mencapai Rp91.100 per kg, bawang merah harga Rp51.300 per kg, minyak goreng curah harga Rp18.100 per kg sementara untuk harga minyak goreng kemasan masih sama berada di kisaran Rp26.250 per kg dan gula pasir harga Rp16.100 per kg. 


Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Fathoni Ahmad