Nasional

Hadiri Peluncuran Fragmen Sejarah NU, Hanif Dhakiri: Sejarah Perlu Ditulis

NU Online  ·  Jumat, 17 Maret 2017 | 21:03 WIB

Jakarta, NU Online
Di tengah konstelasi gerakan Islam  yang semakin dinamis sekarang ini, perlu komitmen yang kuat dalam mempertahankan ideologinya. Dalam hal ini, NU menurut Menakertrans M. Hanif Dhakiri dibutuhkan militansi kuat dalam memegang ideologi pergerakan. 

"Dibutuhkan militansi yang lebih dari kader-kader NU untuk menampilkan wajah Islam yang kontributif baik bagi dinamisasi kehidupan beragama, berbangsa dan beragama," katanya dalam Peluncuran buku Fragmen Sejarah NU karya Wakil Sekjen PBNU KH Abdul Mun’im DZ di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Kamis (16/3). 

Militansi tersebut bisa terwujud jika pengkaderan-pengkaderan terus dilakukan. Khususnya pengkaderan dalam memahami sejarah NU dan penulisannya. 

Menurut Hanif, Buku Fragmen Sejarah NU terbitan Pustaka Compass ini memberi optimisme bagi pemuda Nahdliyin. "Dengan adanya buku ini kesadaran sejarah di kalangan kaum muda NU jadi lebih kuat," katanya. 

Hanif mencontohkan ketika ia bertemu dengan sejarawan nasionalis yang menulis tentang pertempuran Surabaya 10 November dan tidak mencantumkan peran kiai NU. 

"Kok bisa-bisanya anda menulis tentang 10 November tidak ada NU nya tidak ada kiai NU-nya. Yang menarik dia menjawab, mas saya menulis apa yang saya tahu, kalau sampean tahu yang lain, tulis saja" cerita politisi PKB ini. 

Dari situ ia menyimpulkan bahwa sejarah adalah apa yang kita tulis hari ini, jadi kalau ada peristiwa dulu yang tidak ditulis bisa dianggap tidak pernah terjadi. "Ini salah satu nilai penting dari buku Fragmen Sejarah NU,” tandasnya. 

Dalam peluncuran buku ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh sebagai pemberi testimoni, di antaranya KH As’ad Said Ali, Purwo Santoso, Ahmad Muqowwam, Zastrouw Al-Ngatawi, Zaini Rahman, Zainul Milal Bizawie, para kader muda NU dari Ansor, PMII, IPNU dan lainnya. (DamarPamungkas/Fathoni)