Nasional

Hadiri Halaqah Kiai dan Nyai, Gus Rozin Dorong Pesantren Kuasai Teknologi dan Media

NU Online  ·  Kamis, 28 Juni 2018 | 19:32 WIB

Bogor, NU Online
Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU, KH Abdul Ghaffar Rozin menyoroti pentingnya kalangan pesantren untuk menguasai teknologi dan media. Hal ini utamanya didasari oleh fakta banyaknya informasi keliru soal agama Islam yang bahkan menjurus ke radikalisme dan terorisme di media.

Ia juga menyebut ada banyak pengguna sosial media yang menerima informasi keliru tersebut dan akhirnya menjadi radikal. 

Hal ini diungkapkan oleh putra ulama kharismatik asal Pati, almarhum KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh tersebut saat berbicara di halaqah kiai dan nyai III yang digelar Pusat Studi Pesantren, Kamis-Sabtu, (28-30/6) di Bogor, Jawa Barat bertajuk Pesantren dan Sosial Media: Jihad Melawan Radikalisme dan Terorisme.

Sementara program-program pemerintah yang ditujukan untuk menanggulangi radikalisme dan terorisme yang ada saat ini disebutnya masih terlalu sering bersifat seremonial, tidak menyentuh langsung ke akar permasalahan. 

“Kita harus menemukan cara untuk berkontribusi dalam upaya melawan radikalisme dan terorisme,” ungkapnya di hadapan para kiai dan nyai dari 30 pesantren.

Hal pertama yang menurutnya harus dilakukan oleh para kiai dan nyai pengelola pesantren adalah mengenali siapa santri-santri mereka.

“Sudah sadarkah pengelola pesantren bahwa anak-anak didiknya saat ini lahir di era yang serba digital (digital born). Lalu, berapa banyak pesantren yang mengizinkan santrinya untuk menggunakan gadget?” lanjutnya.

Ia menuturkan, ada banyak pesantren yang masih belum memberi izin santrinya untuk menggunakan gadget. Mereka masih mengira gadget tidak bisa membantu proses belajar para santri.

Padahal, belajar bisa dilakukan di mana saja, termasuk di dunia maya. Meski Gus Rozin mengerti kekhawatiran para pengelola pesantren tersebut. Namun dirinya tetap mendorong agar pesantren dapat menguasai media, sebab di sanalah pertarungan ide terjadi. 

Selain itu, Gus Rozin juga mengingatkan pentingnya kalangan pesantren untuk membangun solidaritas. Tak hanya antara pesantren dengan pesantren, tetapi juga antara pesantren dengan masyarakat. Dengan begitu, pesantren mampu menjadi bagian yang kuat di masyarakat. (Fathoni)