Magelang, NU Online
Ribuan orang memenuhi Alun-alun Kota Magelang, Jawa Tengah pada Senin (10/12). Lantunan shalawat pun terus berkumandang.
Hujan rintik ternyata tidak menghalangi semangat masyarakat untuk hadir pada acara Jateng Bershalawat bersama Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah. Mereka datang dari sejumlah daerah di provinsi tersebut. Dengan properti seperti bendera dan syal, Syechermania larut dalam lantunan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada acara tersebut, dihadiri Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Ketua PW GP Ansor Jateng H Sholahuddin Aly, Ketua Pimpinan Pusat Majelis Dzikir dan Shalawat GP Ansor HR Mahfud Hamid, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, dan KH Achmad Khalwani dari Purworejo.
Ketua Pimpinan Pusat Majelis Dzikir dan Shalawat GP Ansor, HR Mahfud Hamid mengungkapkan, bahwa aktivitas pengajian umum, dzikir dan shalawat, sudah menjadi keseharian bagi Ansor Banser.
"Ora ono ceritane, kemarin dibully katanya Banser suka menjaga gereja tapi suka bubarkan pengajian. Nggak ada itu, justru acara ini (shalawat) yang punya Ansor," ujarnya di hadapan ribuan jamaah yang hadir.
Gus Apud, panggilan akrabnya, mengatakan, GP Ansor memiliki lembaga yakni Rijalul Ansor. Lembaga ini mewadahi perjuangan para putra-putra kiai. Biasanya, putra kiai sepulang dari belajar di pondok pesantren yang cukup lama, butuh wadah untuk berdakwah.
"Jadi lembaga ini mewadahi para putra kiai yang ingin berdakwah, sebab dakwah mesti ada wadahnya, kalau tidak ada wadahnya maka akan mudah dikalahkan oleh kebatilan," tutur Gus Apud.
Ketua PW GP Ansor Jateng Sholahuddin Aly mengungkapkan, bahwa kegiatan ini merupakan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Di sisi lain, ini sebagai bentuk penegasan bahwa bershalawat sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan GP Ansor.
"Kita ingin agar Jateng tetap damai dan tentram dengan bershalawat. Dan mari hiasi hari-hari kita dengan shalawat," tutur Gus Sholah.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengucapkan terima kasih kepada Syechermania atas antusiasme yang ditunjukkan selama kegiatan Jateng Bershalawat. Meskipun diguyur hujan, mereka tetap antusias mengikuti acara ini.
"Saya ingat beberapa tahun lalu saat Jateng bershalawat di Cilacap, sama seperti sekarang, meskipun diguyur hujan, namun tidak ada yang kesusahan. Semuanya bergembira," kata dia.
Di hadapan ribuan Syechermania, Ganjar tak lupa berpesan untuk terus menjaga dan menebarkan perdamaian. Apalagi lanjut dia, tahun depan negara Indonesia akan menghadapi gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg).
"Saya titip, Jateng harus menjadi contoh dalam menjaga perdamaian di ajang Pilpres dan Pileg nanti. Beda pilihan itu biasa, asal jangan sampai merusak kerukunan antarbangsa," tegasnya.
Salah satu upaya untuk menjaga perdamaian tersebut, lanjut Ganjar, adalah menahan buruk sangka kepada para calon. Masyarakat diminta tidak membicarakan kejelekan calon yang akan bertarung dalam Pilpres dan Pileg.
"Jangan bicarakan kejelekan calon, bicarakan saja kebaikan mereka. Dengan begitu, maka pikiran, hati dan nalar kita menjadi tenang dan dapat menilai serta memilih calon pemimpin yang terbaik. Ingat, Jateng kudu ayem tentrem yo," tambahnya.
Sementara itu, Habib Syech dalam tausiyahnya kembali mengajak seluruh Syechermania untuk menjaga kondusivitas dalam gelaran Pilpres dan Pileg nanti.
"Sing rukun, sing apik. Tunjukkan pada dunia bahwa Jawa Tengah masyarakatnya rukun dan damai," tegasnya.
Ia menambahkan, tugas masyarakat hanya memilih dan bukan menentukan pilihan di Pilpres dan Pileg. Maka, tidak ada alasan untuk saling bertengkar bahkan memecah belah kerukunan antarsesama bangsa.
"Tugas kita hanya memilih, yang menentukan adalah Allah SWT. Dadi ojo podho padhu (jadi jangan saling bertengkar), setelah memilih pasrahkan saja pada Allah untuk menentukan pilihan mana yang terbaik," pesan Habib Syech. (Ibnu Nawawi)