Nasional

Habib Luthfi: Sebelum Lahir Nama Nabi Muhammad Digunakan untuk Tawasul

NU Online  ·  Kamis, 27 Desember 2018 | 15:30 WIB

Tegal, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengatakan, Maulid Nabi sudah kewajiban kita. Tanpa hari tanpa maulid. Tanpa bulan tanpa maulid. Maulid berjalan terus. Karena maulid untuk mendongkrak berbagai sejarah. Yang menjadi sumber sejarah para anbiya dan kejadian alam semesta yakni dari sumbernya Nabi Muhammad SAW.

Hal itu dikatakan Habib Luthfi pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Majelis Taklim Shalawat Kebasen bersama Pemkab Tegal, TNI dan Polri, Ahad (23/12) malam di Masjid Baitus Solikhin Desa Kebasen Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.

Rais 'Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyah (JATMAN) ini mengisahkan berbagai kebesaran Nabi Muhammad SAW. Salah satunya yakni sebelum dilahirkan, nama Nabi Muhammad sudah dipakai tawasulan, shalawatan dan digunakan untuk mas kawin pernikahannya Nabi Adam as dengan Siti Hawa, ibu bapaknya seluruh manungsa sedunia dan masih banyak lagi.

"Shalawat tersebut mulai zaman Nabiyullah Adam sampai digebyarkan oleh Nabi Ismail ketika berhadapan dengan zaman Jalut," terang Habib, “dikisahkan, suatu ketika, Nabi Adam menghadapi kesulitan. Kemudian beliau bertawasul kepada Nabi Muhammad," kata Habib Luthfi.

Ia menceritakan bahwa Nabi Adam berkata, "Aku memohon kepada Allah dengan menyebut Kekasih-Nya (Nabi Muhammad), maka aku diampuni".

Kemudian, Habib Luthfi melanjutkan, Allah bertanya kepada Nabi Adam dari mana dirinya mengetahui Nabi Muhammad. Padahal saat itu, belum dilahirkan ke dunia.

"Ketika Engkau menciptakan aku dan memasukkan ruh ke jasadku, kemudian aku hidup, aku melihat di atas arsy terdapat tulisan laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah," jawab Nabi Adam kepada Allah yang diilustrasikan oleh Habib Luthfi. 

"Bahwa tidak satu pun nama yang Engkau kasihi dan kemudian disejajarkan dengan asma-Mu, kecuali orang yang paling Engkau cintai sekaligus yang paling mencintaimu," lanjut Nabi Adam.

"Shadaqta ya Adam," demikian Allah menjawab, membenarkan pernyataan Nabi Adam.

Habib Luthfi menegaskan, itulah salah satu di antara sekian banyak kebesaran Nabi Muhammad Saw. Yakni Nabi Adam bertawasul kepada Nabi Muhammad yang namanya disejajarkan dengan asma Allah dalam kalimat tauhid.

Bupati Tegal Hj Umi Azizah dalam sambutannya yang dibacakan Kabag Kesra Fakihurrokhim mengatakan, Nabi Muhammad SAW memiliki suri tauladan yang baik dan berakhlak mulia. Ia adalah pribadi yang uswatun hasanah, berwatak mulia, lemah lembut, jujur, santun, amanah, dan selalu menyampaikan kebenaran.

"Melalui peringatan Maulid Nabi inilah kemuliaan Rasulullah SAW dipersonifikasi dalam irama pujian, didendangkan dalam nada shalawat dan dihadirkan dalam rajutan kehidupan sosial kemasyarakatan yang selalu merindukan perdamaian di tengah kecenderungan sebagian kelompok beragama menggunakan cara-cara takfiriyah untuk menyeragamkan keyakinan," ujarnya

Umi berharap momentum Maulid Nabi SAW ini menjadi sarana yang mampu memoderasi keagamaan kita, menumbuhkan sikap toleran melalui pesan-pesan perdamaian untuk merajut dan menyatukan kehidupan berbangsa kita dalam bingkai NKRI.

Peringatan Maulid Nabi SAW Majlis Taklim Shalawat bersama Pemkab Tegal, TNI dan Polri diawali dengan pembacaan Maulidurrosul oleh Grup Hadroh Azzahir Pekalongan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan teks Pancasila dan menyanyikan Mars Syubanul Wathon.

Selain Habib Luthfi, hadir pula Rais Syuriyah PBNU KH Subhan Makmun, anggota DPR RI H Zainut Tauhid, Kapolres Tegal AKBP Dwi Agus Prianto, Forkompinda Kabupaten Tegal, sejumlah ulama dan Habaib serta ribuan masyarakat Kabupaten Tegal. (Nurkhasan/Abdullah Alawi)