Surabaya, NU Online
Pada bulan Mei mendatang, Masjid Sunan Ampel Surabaya akan menyelenggarakan Haul Agung ke-568 Raden Ahmad Rahmatullah (Sunan Ampel). Dalam peringatan ini, Rais Aam Idarah Aliyah JATMAN Habib Luthfi bin Yahya akan membacakan Tapak Tilas Sejarah. Haul akan berlangsung mulai 12-14 Mei 2017 di komplek Makam Sunan Ampel, jalan Ampel Masjid, No 53 Semampir, Surabaya.
Kegiatan akan dimulai pada Jumat (12/5) mendatang setelah sholat Maghrib. Kemudian usai sholat Isya’, panitia akan menyelenggarakan pengajian, yang dikhususkan bagi jamaah Muslimat di serambi Masjid Agung Sunan Ampel.
Pada hari berikutnya, Sabtu (13/5) menjadi puncak kegiatan. Acara dimulai setelah sholat subuh dengan khataman Al-Qur’an (bil ghoib). Jamaah pria akan menempati lokasi bagunan lama masjid, sementara jamaah perempuan berada di bagunan baru.
Sore harinya, panitia mengadakan kirab sejarah. Para peserta, tamu undangan beserta muhibbin akan berjalan dari Kampung Margi menuju makam Sunan Ampel.
Direktur Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel (LPBA MASA), Ahmad Hifni menjelaskan, Margi dulunya adalah kampung para ulama. Kirab ini sebagai penghormatan terhadap jasa para ulama terdahulu.
“Dulu, kampung Margi adalah pusatnya perkumpulan ulama di wilayah sekitar Ampel. Di situ pula tinggal seorang ulama kharismatik yaitu Sayyid Muhammad bin Husain al-Aidarus atau dikenal dengan sebutan Habib Noel,” kata Gus Hifni di Masjid Agung Sunan Ampel, Senin (17/4).
Usai kirab sejarah, peserta akan mengikuti pembacaan surah Yasin dan tahlil yang dipimpin takmir Masjid Sunan Ampel, KH Mohammad Azmi. Kemudian pembacaan tapak tilas Sunan Ampel yang dirangkai dengan pengajian umum oleh Habib Luthfi bin Yahya.
Di hari ketiga, Ahad (14/5) pagi, panitia menyelenggarakan khitanan massal di area parkir sebelah barat makam Sunan Ampel. Pada malam harinya, akan ada pembacaan sholawat nabi dan penampilan grup hadrah ISHARI.
Menurut penuturan Gus Hifni, pelaksanaan haul Sunan Ampel ini berbeda dengan perayaan haul para ulama di Indonesia. Jika biasanya diadakan bertepatan dengan hari wafatnya, haul Sunan Ampel ini mengambil hari Jum’at, Sabtu dan Ahad pada akhir bulan Sya’ban. Atau satu hingga dua pekan sebelum bulan Ramadhan. Oleh karena itu, haul Sunan Ampel selalu berbeda tanggal di setiap tahunnya.
“Sebelum tahun 1972, prosesi haul agung Sunan Ampel hanya berisi tahlil di makam Sunan Ampel. Namun setelah KH Nawawi Muhammad bin Hasbullah jadi nadhir masjid agung, haul diadakan 3 hari. Termasuk kesenian hadrah menjadi rangkaian wajib acara,” tukas Gus Hifni. (Fuad Najib/Zunus)