Nasional

Habib Luthfi: Bagaimana Cara Berterima Kasih kepada Nabi?

Jum, 9 Mei 2014 | 02:01 WIB

Karanganyar, NU Online
Menyelenggarakan acara maulid nabi sejatinya tidak hanya sekedar perayaan semata, akan tetapi lebih dari itu, terdapat beberapa hikmah di dalamnya. Hikmah pertama, sebagai wujud terima kasih kita kepada Nabi.
<>
“Kalau Ibu Kartini yang jasanya besar bagi bangsa ini, diagungkan dengan menyanyikan Ibu kita Kartini putri sejati, lalu bagaimana ungkapan kita kepada Nabi Muhammad saw?” tutur Habib Muhammad Luthfi bin Ali Yahya, dalam acara di Pesantren Al-Inshof Plesungan Karanganyar, Sabtu (3/5) lalu.

“Lalu bagaimana cara kita berterimakasih kepada Nabi? Ya, salah satunya duduk kita ini (maulid), dalam rangka untuk berterimakasih kepada Nabi Muhammad saw,” ujar Rais A’am Idarah Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thoriqah Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (Jatman) itu.

Diibaratkan oleh Habib Luthfi, seandainya gunung yang ada di Solo dan bahkan di seluruh bumi ini dijadikan emas, niscaya tidak akan cukup untuk membalas jasa besar nabi.

Hikmah kedua, penyelenggaraan maulid nabi mampu menjadikan kita sebagai orang yang tidak melupakan sejarah.

“Kalau sejarah sudah terpotong, mungkin Nabi hanya dianggap menjadi dongeng semata,” ungkap ulama yang akrab dipanggil dengan sebutan "Abah" ini.

Abah mencontohkan saat ini banyak sekali situs bersejarah yang berhubungan Nabi dihilangkan dan dirusak oleh  pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

“Tempat keluarga Nabi, ada yang sudah jadi terminal. Padahal tempat-tempat ini yang dapat menguatkan dan menjadi bukti agama kita. Maka, inti dari maulid rasul ini di samping mengungkap akhlak, juga mengangkat sejarah. Semoga maulid dan haul memperkuat cinta kepada Allah, Nabi, dan ulama. Al-mar’u ma’a man ahabba,” pungkas Habib Luthfi. (Ajie Najmuddin/Mahbib)