Nasional HARI SANTRI 2019

Gus Yusuf: Santri Harus Tetap Ngaji

Sab, 26 Oktober 2019 | 04:00 WIB

Gus Yusuf: Santri Harus Tetap Ngaji

Pengajian Gus Yufus di Hari Santri di Masjid Unnes Semarang (Foto:NU Online/Mukhamad Zulfa)

Semarang, NU Online
Pengasuh Pesantren API Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, KH Yusuf Chudlori mengatakan, menjadi santri tak hanya berada di pondok pesantren belaka. Ilmu yang didapat di pesantren harus terus dipakai, tak mengenal usia. 
 
"Ilmu yang diperoleh santri selama mondok, harus tetap diamalkan, meski sudah tidak berada di pondok. Harus diupayakan sebisa mungkin dipakai misal untuk dakwah di tengah-tengah masyarakat," ujarnya.
 
Hal itu disampaikan saat mengisi pengajian Forum Komunikasi Mahasiswa Nahdlatul Ulama Universitas Negeri Semarang menggelar ngaji bersama KH  Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) di Masjid Ulul Albab Universitas Negeri Semarang (Unnes), Kamis (24/10) malam.
 
Gus Yusuf mengawali ngaji dengan bercerita tentang sesosok santri alim yang melawan (VOC) Belanda pada 1825. Santri itu bernama Abdul Hamid. Setiap hari melakukan perang gerilya. Namun, yang tak pernah dilupakan dari santri alim ini dan pasukannya adalah mengaji. Pagi mengaji malamnya bergerilya, begitu seterusnya. 
 
“Dia adalah Pangeran Diponegoro, sesekali kita bisa menilik peninggalan Pangeran Diponegoro di Museum Bakorwil Magelang. Di sana masih ada kitab Fathul Qorib dan tasbih milik Pangeran Diponegoro,” papar Gus Yusuf.
 
Pengasuh Pesantren Tegalrejo ini menjelaskan bahwa Pangeran Diponegoro wafat dalam keadaan membawa Fathul Qorib di tangan kanan dan di tangan kiri tasbih. 
"Kedua peninggalan ini masih ada di museum tersebut. Tentu masih banyak peninggalan pahlawan perjuangan ini," jelasnya.
 
Menurut Gus Yusuf, sarat penting santri itu harus tetap ngaji. Meski berilmu setinggi langit kalau telah meninggalkan ngaji ya bukan santri. Contoh Pangeran Diponegoro adalah contoh santri yang meskipun tidak lagi tinggal di pesantren, tetap terus mengaji hingga akhir hayat dan itu bentuk contoh santri kepada santri millenial. 
 
"Jadi mengajilah sepanjang hayat di bandung badan," tegasnya.
 
Audien yang kebanyakan mahasiswa ini menjadi target pengajian dalam rangka memperingati Hari Santri Tahun 2019 mengangkat tema 'Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia'. 
 
"Walaupun sampeyan ini mahasiswa, jangan sekali-kali menanggalkan kesantrian kalian. Boleh kuliah di Eropa, Amerika, Timur Tengah. Namun, jangan sekali-kali meninggalkan ngaji," pungkasnya. 
 
Kontributor: Mukhamad Zulfa  
Editor: Abdul Muiz