Nasional

Gus Yahya: Perang Jadi Trend Industri di Timur Tengah

NU Online  ·  Ahad, 5 November 2017 | 03:02 WIB

Jakarta, NU Online
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyebut perang di Timur Tengah sebagai bagian dari industri yang menghidupi sejumlah kelompok. Ada sejumlah pihak yang menarik keuntungan dari situasi konflik di Timur Tengah.

Demikian disampaikan Gus Yahya ketika membuka forum pertemuan penulis keislamanan untuk pengarusutamaan konten-konten Islam moderat di dunia maya, di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/11) siang.

Menurutnya, di sana mulai tumbuh peradaban perang di mana perang sudah menjadi stuktur sosial karena konflik berkepanjangan. Perang menjadi sistem yang menghidupkan dan menggerakkan perekonomian.

“Industri perang atau industri konflik,” katanya.

Menurutnya, konflik mendorong trafficking, bisnis narkoba, perdagangan gelap senjata dan minyak, dan tentu saja internet.

“Kita di sini dan juga masyarakat di sana menginginkan perang selesai. Tetapi banyak orang berkepentingan agar perang tak berhenti karena mereka dapat penghasilan dari konflik ini,” kata Gus Yahya.

Mereka yang berkepentingan berupaya untuk menjaga situasi di Timur Tengah tetap dalam konflik karena bisnis mereka bergerak di dalam situasi konflik, kata Gus Yahya. (Alhafiz K)