Nasional

Gus Yahya: Gus Kelik Itu Nyleneh, Tapi Banyak yang Suka

Kam, 11 Agustus 2016 | 13:03 WIB

Yogyakarta, NU Online
Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengucapkan belasungkawa atas wafat Gus Kelik. Menurutnya, yang kehilangan Gus Kelik itu bukan hanya keluarga Krapyak, tetapi juga PBNU. Karena, Gus Kelik adalah salah seorang yang menjaga husnuz zhan banyak orang terhadap NU. Berkat Gus Kelik itu, hingga hari ini banyak orang masih percaya terhadap NU.

Demikian disampaikan Gus dalam acara tahlil sembilan hari wafatnya Gus Kelik di halaman Pesantren Ali Maksum, Krapyak, Yogyakarta, Rabu (10/8) malam.

“Ketika Gus Kelik wafat, orang-orang banyak saling berdebat sendiri-sendiri tentang persoalan, Gus Kelik itu wali atau bukan. Ada yang yakin kalau Gus Kelik itu wali. Karena berkat khoriqul adah, tidak seperti orang pada umumnya. Kalau khoriqul adah ya wali. Ada yang bantah lagi, wali kok kayak gitu?” ujar Gus Yahya.

Kalau Gus Kelik, lanjut Gus Yahya itu sudah tidak saya pikir lagi, entah wali entah tidak. Tidak saya pikir.

“Hanya yang saya ingat itu, coba ingat njenengan-njenengan yang bergaul dengan Gus Kelik ketika hidup, kok tidak ada orang yang benci terhadapnya. Itu kok tidak ada. Padahal orang itu, sebaik apa pun itu, di mana-mana ada saja yang benci. Tidak ada orang senyleneh Gus Kelik, tapi banyak yang suka,” ujar Gus Yahya yang disambut gelak tawa para hadirin.

Coba yang hadir ini, lanjut Gus Yahya, bawalah mobil lalu beli bensin setengah liter di penjual eceran. Pasti njenengan dimarah-marahi sama penjualnya.

Lha kalau Gus Kelik ini, nggak itu. Gus Kelik bawa mobil, beli bensin setengah liter di penjual eceran, ya dikasih. Penjualnya juga tidak marah. Itu kejadian benar, di Mangkuyudan,” cerita Gus Yahya yang sekali lagi disambut tawa para hadirin.

Malahan, kata Gus Yahya, yang kelihatan dengan sangat, banyak orang yang suka terhadap Gus Kelik. Lha orang segini banyaknya yang hadir ini, kan pada suka sama Gus Kelik. Ini kelihatan dengan sangat. Maka, saya yakin bahwa Gus Kelik itu bagian dari orang-orang saleh.

“Allah itu sudah janji, kalau ada hambanya yang saleh, maka Ia akan memberikan mahabbah kepadanya. Gus Kelik itu tidak usah mencari-cari cara, otomatis orang-orang itu pada suka. Kalau yang lainnya kan pada tebar pesona semuanya. Ada yang pencitraan. Gus Kelik itu tidak pernah seperti itu. Tidak pernah berpura-pura baik dengan orang itu tidak pernah,” ungkap Gus Yahya.

Apa pernah Gus Kelik itu, lanjut Gus Yahya, membagi-bagikan buku kepada tukang becak? Tidak pernah. Nyisir rambut saja tidak pernah. Lha kayak gitu kok banyak orang yang suka. Ya entah bagaimana, kok bisa suka itu entah bagaimana.

“Kalau dipikir-pikir, sukanya sama Gus Kelik itu apanya juga tidak jelas kok. Tapi kok yang suka dengan Gus Kelik banyak,” tandas Gus Yahya. (Nur Rokhim/Alhafiz K)