Nasional

Gus Yahya Bicara tentang Celakanya Orang Islam

NU Online  ·  Rabu, 18 April 2018 | 05:00 WIB

Gus Yahya Bicara tentang Celakanya Orang Islam

KH Yahya Cholil Staquf. (Istimewa)

Jakarta, NU Online
Banyak orang Islam celaka di berbagai belahan dunia. Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa hal itu disebabkan oleh bangkrutnya Islam.

"Celakanya orang Islam kalau bukan agamanya lalu apanya?" katanya saat menjadi narasumber pada halaqah Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) di Gedung PBNU Jakarta, Selasa (17/4).

Di banyak negara, tidak sedikit orang kelaparan di wilayah yang letaknya tidak jauh dari keberadaan ulama. Tetapi mereka tidak merespons terhadap peristiwa itu.

"Tidak mampu menjawab masalah umat manusia," ujarnya.

Gus Yahya menyatakan bahwa ulama tidak memiliki keberanian dan kemauan untuk menjelajahi wilayah baru.

Menurut dia akarnya sama, yakni pembusukan peradaban. Hal itu disebabkan oleh manusia yang sudah tidak lagi mengenali makna kemuliaan.

Islam harusnya bisa bicara dalam hal ini. Tapi jika bicara kemuliaan dalam keadaan yang seperti realitas saat ini, menurutnya, bakal menuai tawa orang.

“Kemuliaan cap apa? Kalian bunuhi orang-orang Kristen dan Yazidi seenaknya di Irak. Kalian mendiskriminasi orang Kristen Koptik di Mesir,” katanya dalam halaqah yang mengangkat tema NU dan Islamophobia Global.

Orang tentunya tidak akan percaya mengingat masyarakat Muslim sendiri masihmempunyai masalah yang belum diselesaikan.

Oleh karena itu, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang itu menyatakan bahwa kecenderungan tentang arah peradaban dunia abad 21 perlu asumsi baru, yakni sebagai berikut:

1. Bahwa umat manusia setara dalam martabat, hal dan kewajiban, terlepas dari perbedaan identitas agama.
2. Bahwa tidak ada permusuhan atas dasar perbedaan identitas agama.
3. Bahwa hukum ditetapkan berdasarkan wewenang rakyat.
4. Bahwa negara bangsa adalah landasan tata dunia dan imamah udhmaa tidak menjadi agenda keagamaan.

(Syakir NF/Fathoni)