Gus Ulil Sampaikan Humanitarian Islam dalam Gagasan Imam Ghazali
NU Online · Rabu, 6 November 2024 | 22:00 WIB

Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) dalam Konferensi Internasional Humanitarian Islam yang digelar di Grand Hyatt, Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat pada Selasa (5/11/2024). (Foto: NU Online/Esky)
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menyampaikan bahwa ajaran Islam yang berorientasi pada kemanusiaan sejati bisa ditemukan dalam pemikiran-pemikiran besar seorang ulama klasik, yakni Imam Al-Ghazali.
Hal itu ia sampaikan dalam Konferensi Internasional Humanitarian Islam yang digelar di Grand Hyatt, Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat pada Selasa (5/11/2024).
Gagasan-gagasan Al-Ghazali, menurutnya, menegaskan tentang etika, sosial, dan hubungan manusia dengan Tuhan seharusnya menjadi landasan bagi kehidupan masyarakat modern, terutama dalam mengatasi tantangan sosial yang semakin kompleks.
Gus Ulil, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa Imam Al-Ghazali merupakan seorang tokoh besar dalam sejarah Islam dikenal dengan karya-karya monumental seperti Ihya' Ulum al-Din yang mengangkat berbagai aspek kehidupan, termasuk etika, akhlak, dan hubungan sosial. Al-Ghazali menekankan pentingnya memperbaiki akhlak individu dan memperkuat rasa solidaritas antar sesama manusia.
Ia menambahkan bahwa ajaran-ajaran Al-Ghazali mengajarkan bahwa kemanusiaan tidak hanya dilihat dari sisi sosial, tetapi juga dari sisi spiritual. Setiap manusia dipandang sebagai makhluk yang harus berperilaku dengan penuh kasih sayang dan keadilan.
“Kita bisa melihat ajaran-ajaran Al-Ghazali ini dalam kehidupan sehari-hari, baik di masyarakat umum maupun dalam lingkungan pesantren. Bagi beliau, agama adalah jalan untuk menegakkan kemanusiaan,” ujar Gus Ulil.
Gus Ulil menyampaikan bahwa banyak pesantren di Indonesia telah lama mengamalkan prinsip-prinsip kemanusiaan ini dalam kesehariannya, meskipun tidak selalu disadari oleh masyarakat luas.
Pesantren yang sering dianggap sebagai lembaga pendidikan agama, ternyata juga menjadi tempat untuk menumbuhkan rasa cinta kasih, persaudaraan, dan saling menghargai antar sesama.
“Di pendidikan pesantren, kita diajarkan untuk hidup sederhana, mengutamakan kepentingan orang lain, dan menjaga hubungan yang harmonis dengan semua pihak. Itu semua adalah nilai-nilai yang sebenarnya juga sangat sejalan dengan gagasan-gagasan Al-Ghazali," ujar Gus Ulil.
Kegiatan konferensi tersebut dihadiri oleh para akademisi dan peneliti dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Polandia, Italia, Jerman, India, dan Singapura. Pertemuan mereka untuk mengumpulkan dan merumuskan khazanah kekayaan Islam dalam konsep nilai dan prinsip kemanusiaan dalam penyelesaian konflik dan perselisihan global yang digelar oleh PBNU.
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua