Banyuwangi, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah menuturkan, ke depan manajemen NU terhadap potensinya di bidang pendidikan, politik, kesehatan, ekonomi, sosial, dan sumber daya manusia bisa lebih rapi dari sekarang.
<>
“NU harus membuang mitos, oraganisasi NU tidak bisa diperbaiki,” ujarnya saat bersilaturahim dengan Pengurus Cabang NU (PCNU) se-eks karisidenan Besuki (Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Lumajang) di Pondok Pesantren Darus Salam Blok Agung, Banyuwangi, Ahad (8/3) malam.
Cucu pendiri NU Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari ini berpesan, paradigma NU tidak boleh seperti partai politik yang terkadang banyak bicara. Menurut Gus Sholah, NU harus mengubah diri sebagai organisasi yang mengutamakan kerja.
“Pengurus NU harus paham organisasi dan dalam bekerja harus ada capaian atau target yang jelas,” tuturnya.
Ia juga berharap NU dapat memanfaatkan potensi kader NU yang ada di mana-mana. Jajaran Syuriyah, Tanfidhiyah, Lembaga dan Lajnah mesti diisi oleh orang-orang sesuai dengan bidang keahliannya.
Gus Sholah melanjutkan, posisi Syuriyah tetap sebagai lembaga pengambil kebijakan dan Tanfidziyah sebagai pelaksana. Dengan gerakan secara organisatoris, NU akan mampu menaungi warga NU yang ada dimana-mana.
Forum silaturahim tersebut dihadiri rais syuriyah, ketua tanfidhiyah, dan pengasuh pondok pesantren di eks karisidenan Besuki. (Misbahus Salam/Mahbib)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Pentingnya Kelola Keinginan dengan Ukur Kemampuan demi Kebahagiaan
Terkini
Lihat Semua