Gus Mus: Pak Presiden, Apa yang Bapak Tunggu?
NU Online · Senin, 9 Februari 2015 | 05:30 WIB
Jakarta, NU Online
Kisruh yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) masih mengundang tanggapan berbagai kalangan, baik melalui aksi lapangan maupun pernyataan di jejaring media sosial.
<>
Pejabat Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) pun turut angkat bicara menanggapi kegaduhan dua lembaga penegak hukum tersebut. Ia mempertanyakan sikap tegas Presiden Joko Widodo dalam menyelesaikan permasalahan ini.
“Pak Presiden, apa yg Bpk tunggu? Rakyat nyaris tak sabar mnunggu Bpk segera menyelamatkan KPK dan POLRI, menegaskan komitmen mlawan korupsi,” tulisnya pada akun twitter pribadi, @gusmusgusmu, Senin (9/2).
Pernyataan ini seperti kelanjutan dari komentar Gus Mus sebelumnya yang menilai bahwa kegaduhan yang tengah terjadi sebagai kondisi dengan keperluan yang tidak jelas. “Kegaduhan tak jelas demi apa ini, semoga menyadarkan dan mengingatkan kita, terutama pemimpin-pemimpin kita, kepada Indonesia dan kepentingannya,” tuturnya.
Sejak Januari lalu, pernyataan sikap telah dikeluarkan oleh berbagai pihak, seperti Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Belanda, Jaringan Gusdurian Indonesia, dan lainnnya. Mereka menuntut Presiden mengambil langkah-langkah konkret dan menyerukan KPK dan Polri membuka persoalan secara transparan dan dengan kepala dingin.
Terkait konflik kepentingan antara KPK dan Polri, aksi damai mendukung pemberantasan korupsi di Tanah Air telah dilakukan oleh anak muda NU di berbagai daerah. Bahkan, puluhan anak muda NU secara khusus menggelar pembacaan Hizb Nashar dan istigotsah di beranda gedung KPK, Jakarta, awal Februari kemarin. (Mahbib)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua