Nasional

Gus Mus: Merayakan Natal dengan Membahas Halal-Haram Ucapannya, Aneh!

NU Online  ·  Jumat, 25 Desember 2015 | 08:03 WIB

Jakarta, NU Online
Seolah menjadi bola salju yang terus menggelinding, bangsa Indonesia khususnya sebagian umat Islam, setiap tahun selalu membahas halal-haram terkait seorang muslim yang memberikan ucapan selamat natal. Tak ayal persoalan ini mendapat respon dari berbagai kalangan tak terkecuali tanggapan dari Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus.<>

Gus Mus menilai, di era reformasi ini, membahas halal-haramnya ucapan selamat natal kepada umat Kristiani merupakan kebiasaan yang dianggapnya aneh.

“Di era 'Reformasi' ini, ada kebiasaan aneh: merayakan Natal dengan membahas halal-haramnya menyampaikan ucapan Selamat Natal,” ujar Gus Mus di dinding Facebook miliknya ‘Ahmad Mustofa Bisri’, Jum’at (25/12).

Menjaga keharmonisan

Di berbagai kesempatan ceramahnya, Gus Mus selalu menekankan kepada umat bahwa kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang kebetulan ada di Indonesia.

Dengan pemahaman tersebut, Gus Mus berusaha menggugah umat untuk sadar akan keindonesiaannya. Menyadari keindonesiaan adalah memahami bahwa Indonesia sebagai sebuah bangsa sejak dulu telah disatukan oleh keberagaman bukan keseragaman. 

Hal ini juga Gus Mus jelaskan dalam bukunya yang berjudul ‘Membuka Pintu Langit’. Demikian, cukuplah umat sadar bahwa dirinya adalah orang atau bangsa Indonesia, yaitu bangsa yang terdiri dari 400 suku lebih dengan tradisi, budaya, keyakinan, dan agama yang berbeda-beda tetapi bisa hidup berdampingan dengan damai selama berabad-abad lamanya.

Dalam konteks inilah, banyak aktivis dan kalangan yang menilai bahwa ucapan selamat natal dengan tujuan menjaga keharmonisan serta menegakkan kesatuan dan persatuan antarumat beragama dan bangsa Indonesia merupakan sebuah kebijaksanaan yang mesti diapresiasi. (Fathoni)