Nasional

Gus Mus Ijazahkan Surat Al-Fatihah ke Para Kiai

NU Online  ·  Ahad, 19 April 2015 | 01:07 WIB

Probolinggo, NU Online
Pejabat Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) memberikan ijazah atau penyampaian sanad (sambungan) keilmuan kepada para kiai saat menghadiri sebuah halaqah di Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.
<>
Gus Mus memberikan ijazah ‘ammah surat al-Fatihah yang ia dapatkan dari pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawir Krapyak Yogyakarta, almarhum KH Zainal Abidin, juga terusan dari KH Munawwir.

Dalam forum halaqah bertajuk “Akhlakul Karimah Sebagai Puncak Keberagamaan” itu hadir para pengurus PCNU, pengasuh pesantren, dan aktivis NU se-Tapal Kuda (Probolinggi, Pasuruan, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Banyuwangi).

Katib Syuriah PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang turut hadir pada kesempatan itu berpandangan, sanad menjadi penting karena menjadi salah satu pertimbangan dalam ikhtiar meraih keselamatan dunia dan akhirat. Dengan demikian, menjadi pengurus NU tidak hanya mengurus organisasi dan anggota, tetapi juga menyangkut tanggung jawab atas keselamatan anggotanya saat hisab di akhirat kelak.

“Mata rantai keguruan (sanad) dalam tradisi NU menjadi penting karena melalui sanad inilah tanggung jawab keilmuan dijaga, bersambung dari para masyayikh ke generasi sebelumnya, hingga bersambung ke Kanjeng Nabi Muhammad SAW,” tuturnya.

Tampak hadir dalam majelis yang digelar Kamis (16/4) ini Katib Syuriah PWNU Jatim  KH Syafruddin Achmad, Wakil Rais Syuriah PWNU Jateng KH M Dian Nafi’, Ketua  Pimpinn Pusat Rijalul Anshar GP Anshor KH. Abdul Ghafur Maimun, dan Ketua MBN KH Ahmad Mu’adz Tohir.

Halaqah tersebut diselenggarakan oleh Majma’ al-Buhuts al-Nahdliyyah (MBN) bekerja sama Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Tema tentang akhlak diangkat atas dasar keprihatinan para kiai terhadap perkembangan akhlak bangsa Indonesia yang dinilai semakin menurun.

Di hadapan para peserta halaqah, Gus Mus juga mengajak warga NU untuk berbenah. “Ibda’ binafsik. Kita mulai dari diri kita masing-masing,” pintanya. Menurutnya, tanpa memulai dari diri sendiri, setiap orang hanya akan pandai pengkritik yang lain, dan tidak akan pernah menyelesaikan masalah. (Red: Mahbib)