Rembang, NU Online
Wong saiki seneng ngopeni urusan amal-amal sak durunge mati, lali amal-amal baādane mati (Orang sekarang suka mengurusi urusan amal-amal sebelum mati, lupa dengan amal-amal setelah mati).
<>
Demikian disampaikan KH A Mustofa Bisri saat mengisi pengajian pasanan kitab Riyadhus Shalihin, di Pondok Pesantren Raoudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah, Jumat malam (5/07).
Terkait masalah kelalaian manusia akan akhirat, kiai yang akrab disapa Gus Mus ini menjelaskan bahwa dunia adalah salah satu hal yang dapat membuat orang lupa kepada Allah, bahkan sampai berlebihan mencintai dunia.
Bagi Gus Mus, sekarang banyak pejabat memiliki mobil dan uang melimpah, tapi masih saja melakukan korupsi. Ada pula masyarakat yang mengaku sebagai orang miskin sehingga ketika ada bantuan-bantuan ia datang.
Gus Mus menyindir orang seperti itu sebagai orang fakir karena masih ābutuhā dengan memakan uang rakyat. āItu akar masalahnya, karena pada rebutan dunia bukan rebutan surga,ā ujar kiai yang sudah banyak menerbitkan buku tentang keislaman, kumpulan esai, puisi, cerpen dan humor ini.
Gus Mus membenarkan bahwa mencintai persoalan duniawi sangat menyakitkan hati,Ā bahkan sebagai sumber keterpurukan Indonesia. āMakanya,Ā dunia dipandang apa adanya, jangan jadi tujuan hidup,ā pesannya.
Dicontohkan, kiai zaman dahulu mampu bertakwa dengan sangat sungguh-sungguh, walaupun pekerjaannya hanya petani. Hidupnya makmur karena dicukupi Allah. āCoba takwa, nanti dapat rizki yang tidak terduga-duga,ā tuturnya dalam pengajian yang dihadiri ratusan santri dan masyarakat umum.
Untuk itu, Rais Aam PBNU ini berpesan supaya meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Takwa memang sangat sulit, karena harus melaksanakan semua perintah Allah, dan meninggalkan semua larangan Allah. āBerjalan menuju Allah ibarat berjalan di atas jalan yang banyak ranjaunya,ā tambahnya.
āMakanya mintalah kepada Allah supaya diberi petunjuk, ketaqwaan, kehormatan diri, dan tidak butuh dengan dunia lagi,ā tegas pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin ini.
Selama pengajian kitab Ramadhan ini, Gus Mus membacakan empat kitab, yakni Kimiyaus Saāadah, Idhatun Nasyiin, Burdah Al-Bushiry, dan Riyadhus Shalihin. Khusus kitab Riyadhus Shalihin yang dilaksanakan usai shalat tarawih, dalam beberapa kesempatan kemarin, selalu ramai dihadiri masyarakat sekitar. Pengajian Riyadhus Shalihin ini juga bisa disimak secara online di Radio NU dengan mengklik radio.nu.or.id. (Muhammad Zidni Nafiā/Mahbib)
Terpopuler
1
PBNU Kembali Buka Beasiswa ke Maroko, Ini Ketentuan dan Cara Daftarnya
2
Sempat Alami Gangguan Jiwa karena Kecanduan Game, Pemuda KediriĀ Ini Hafal Al-Qur'an 30 Juz
3
Baca Doa Ini saat Lepas Keberangkatan Jamaah HajiĀ
4
NU Care-LAZISNU Purbalingga Berdayakan Ekonomi Seorang Guru Ngaji Penjual Dawet Ayu
5
Ketua LBM PBNU: Praktik Haji Ilegal Bertentangan dengan Susbtansi Syariat
6
KH Ali Mustafa Yaqub Tak Minder Jumlah Santri, Tapi Lebih Penting Kualitasnya
Terkini
Lihat Semua