Gus Mus: Dakwah Jangan Mengambil Hak Prerogatif Allah
NU Online · Sabtu, 12 Maret 2016 | 07:27 WIB
Dalam kehidupan, kita jangan asal memakai konsep tanpa berpikir lagi tentang bagaimana konsep itu sendiri. Sudahkah kita benar-benar memahami konsep dakwah, konsep kemanusiaan, konsep persaudaraan, konsep amar maâruf nahi munkar.
Demikian yang disampaikan KH Ahmad Mustofa Bisri dalam pengajian yang diselenggarakan oleh Jamaâah Masjid An-Nur,Tegalsari, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Pengajian yang dihadiri ribuan warga NU dan Muhammadiyah itu dimulai pukul 20.00 WIB, Jumat (11/3).
Gus Mus memaparkan, sekarang ini muncul orang-orang yang merasa dirinya besar dan benar. Ini justru malah mengambil alih hak prerogatif Allah. Berdakwah memang perbuatan yang terpuji, karena mengajak orang pada kebaikan. Berdakwah harusnya ada aturan mainnya, karena hidayah adalah urusan Allah. âNabi Muhammad shallallahu âalaihi wasallam saja tidak bisa mengislamkan pamannya sendiri, Abu Lahab,â lanjut kiai sekaligus penyair ini.
Mantan Wakil Rais âAam PBNU ini mengungkapkan, hendaknya orang berdakwah itu sabar. Dulu Nabi sangat sabar ketika berdakwah. Nabi tidak menggunakan cara kekerasan meskipun pernah dilempari batu.
Menurut Gus Mus, ada berbagai macam  metode dakwah, yakni bil hikmah, bil mauidhatil hasanah dan adu argumen. Pendakwah, menurutnya, harus memahami hakikat berdakwah.
âBerdakwah itu artinya  mengajak. Udâu ila sabili robbika (Ajaklah ke jalan Tuhanmu). Dalam ayat tersebut mengapa tidak disebutkan secara jelas sasaran dakwah? Maka, ibarat mau naik bus, pasti orang yang belum naik,â terang kiai asal Rembang ini.
Ia menambahkan, setelah dakwah selanjutnya amar maâruf nahi munkar. Gus Mus menyatakan, amar maâruf harus dengan cara yang baik pula. Sebab amar maâruf merupakan manifestasi kasih sayang di antara sesama umat islam.
âAda macam-macam tingkatan amar maâruf, di antaranya dengan lisan, perbuatan  dan hati. Meskipun demikian tergantung kadar kasih sayang orang yang amar maâruf. Misalkan seorang ibu akan lebih tanggap jika melihat anaknya memanjat pohon yang licin karena habis terguyur hujan, dibanding ayah, atau pun tetangganya dan orang lain yang kebetulan lewat. Begitupun amar maâruf, â jelas Gus Mus.
Sebelumnya, pada pidato sambutan, Wakil Bupati Bantul Abdul Halim meyatakan keresahannya mengenai radikalisme kelompok agama yang muncul di Bantul, yaitu Gafatar. Katanya, Gafatar termasuk kelompok agama yang mempunyai gerakan dakwah sangat meresahkan bagi kehdupan masyarakat di Bantul. (Ahmad Solkan/Zunus)
Â
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua