Nasional

Gus Mus Akan Hadiri Tujuh Hari Wafat Mbah Sahal

NU Online  ·  Selasa, 28 Januari 2014 | 12:11 WIB

Pati, NU Online
Wakil Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) akan menghadiri tahlil tujuh hari Almaghfurlah KH MA Sahal Mahfudh yang digelar di halaman Pesantren Maslakul Huda Kajen nanti malam, Selasa (28/1) usai Isya.
<>
Kabar ini disampaikan asisten pribadi (Aspri) Rais Aam Muhammad Najib melalui telepon seluler kemarin. “Informasi dari asisten Gus Mus, beliau Insya Allah besok rawuh,” tutur alumnus Pascasarjana Universitas Indonesia ini.

Menurut Najib, sebelumnya asisten Gus Mus juga mengabarkan bahwa Pengasuh Raudlatut Thalibin Rembang ini baru pulang dari menjalankan ibadah umroh di Mekah, Saudi Arabia, sehingga tidak bisa memberikan penghormatan terakhir atas berpulangnya Mbah Sahal.

Mengenai diselenggarakannya tahlil tujuh hari pada malam kelima, lanjut Najib, hal tersebut merupakan tradisi di Kajen. “Dipercepatnya penyelenggaraan tahlil tujuh hari memang sesuai dengan tradisi di sini. Termasuk juga percepatan pemakaman,” kata Najib.

Senada dengan Najib, putra Almaghfurlah KH MA Sahal Mahfudh Abdul Ghaffar Rozin juga mengabarkan melalui layanan pesan singkat (SMS) bahwa tahlil tujuh hari Mbah Sahal di gelar malam ini. “Insya Allah besok malam (Selasa malam Rabu),” tulis Gus Rozin.

Terkait penyelenggaraan tahlil tujuh hari yang dipercepat, KH Umar Faruq al-hafidz memiliki argumentasi unik. Menurut Pengasuh Ma’had ‘Aliy STAIMAFA ini, beberapa keluarga kiai memang sengaja tidak melaksanakan ‘Tahlil ke-Tujuh Hari’ tepat di hari ketujuh wafat.

“Hal ini demi mengingatkan umat bahwa memang dalam syariat tidak ada keistimewaan hari-hari ketujuh, empat puluh, dan seterusnya. Agar hal yang sebenarnya hanya tradisi itu tidak berubah menjadi bagian syariat yang harus dipegang teguh,” ujar Kiai Umar.

Alumnus tahun 1992 Madrasah Mathali’ul Falah Kajen ini menambahkan, karena yang tepat tujuh hari saja tidak memiliki argumentasi syariat, maka para kiai membuat fleksibel saja waktunya. (Ali Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)