Nasional HARLAH ke-79 GP ANSOR

Gus Dur Bawa Nilai Desa ke Kota

NU Online  ·  Jumat, 26 April 2013 | 06:00 WIB

Jakarta, NU Online
KH Abdurrahman Wahid yang lazim disapa ‘Gus Dur’ adalah orang desa yang membawa nilai kedesaannya ke kota. Nilai kedesaan dalam dirinya tidak berkurang kendati Gus Dur telah memasuki perkotaan.
<>

Perihal ini disampaikan oleh Wakil Rais Am PBNU KH A Musthofa Bisri yang biasa dipanggil ‘Gus Mus’ dalam pidato budaya pada acara Festival Budaya Pesantren di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto Kavling 37, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Sabtu (20/4) malam.

“Ke kota, Gus Dur membawa kemanusiaan, kerendahan hati, kerukunan, atta’awun, solidaritas kemanusiaan seperti di desa. Tempat minumnya terbuat dari kendi. Kendi terdiri dari tanah dan air. Orang desa seperti Gus Dur tidak pernah melupakan Tanah Air,” kata Gus Mus di panggung Festival Budaya Pesantren dalam rangka peringatan harlah ke-79 GP Ansor.

Gus Dur, sambung Gus Mus, sangat yakin dengan nilai-nilai desa. Hidup di tengah kota, ia memiliki kepercayaan diri yang tinggi dengan nilai kedesaannya. Nilai luhur kedesaannya tidak tergugat oleh nilai individualitas, glamor, keangkuhan, dan budaya latah kekotaan.

Bagi Gus Dur, ketidakpercayaan diri pada kedesaan dan lupa Tanah Air merupakan sumber budaya latah. Orang di desa dan di kota yang latah, lanjut Gus Mus, meminjam gaya hidup yang asing bagi diri mereka, mulai dari gaya hidup orang di kawasan Timur Tengah, Asia Timur, dan Barat.

Latah itulah yang menumpulkan kreativitas orang kota, tegas Gus Mus.

Selain menumpulkan kreativitas orang Indonesia, budaya latah kota juga mengubah otak dan antara lain selera makan mereka. Mereka merasa kurang menjadi manusia masa kini kalau belum berpakaian, bersikap, dan mengonsumsi makanan-makanan asing yang namanya bahkan sulit diucapkan oleh lidah mereka, imbuh Gus Mus.

Kendati demikian, Gus Dur sebagai tokoh panutan di NU, berani mempertahankan kedesaannya. Keberaniannya itu memberikan inspirasi bagi banyak kalangan. Dengan itu, nilai luhur yang dipersembahkan Gus Dur mengubah citra kedesaan yang dinilai kuno dan tertinggal menjadi sebuah model pedoman hidup kekinian yang sesuai bagi orang Indonesia, tambah Gus Mus. 

Di hadapan sedikitnya 1500 kader GP Ansor, Gus Mus berpesan agar GP Ansor dan seluruh warga NU tetap mempertahankan nilai kedesaan baik di desa maupun di kota.


Penulis: Alhafiz Kurniawan