Nasional

GP Ansor Duga Bom Bunuh Diri Medan Bermotif Balas Dendam atas Tewasnya Khalifah ISIS

Rab, 13 November 2019 | 06:45 WIB

GP Ansor Duga Bom Bunuh Diri Medan Bermotif Balas Dendam atas Tewasnya Khalifah ISIS

Mohamad Nurzzaman (Foto: law-justice.co)

Jakarta, NU Online 
Ketua Kajian Stretegis Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Mohamad Nurzzaman menduga aksi terorisme yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11) dilakukan oleh anggota Jamaah Ansoru Daulah/ISIS yang ingin membalas dendam atas tewasnya khalifah mereka atau pemimpin ISIS.

“Kami menduga aksi terorisme ini dilakukan JAD/ISIS. Tujuannya balas dendam atas tewasnya pemimpin mereka, khalifah ISIS, yakni Abubakar Al Bagdadi,” kata Nuruzzaman, penulis buku Khilafah Vs Pancasila ini,” katanya di Jakarta. 

Nuruzzaman menjelaskan, mengapa pihaknya menduga pelaku bom bunuh diri ini adalah JAD/ISIS karena sebenarnya ISISer (pengikut ISIS) selnya tengah mati (offline) atau terputus. Selama ini, lanjut dia, dalam melakukan komunikasi jaringan ini menggunakan media sosial.

“Sel ISIS sekarang terputus. Namun dari informasi yang kami dapatkan, pelaku bom bunuh diri ini sudah berbaiat mati untuk ISIS untuk membalas dendam atas kematian Abu Bakar Al Baghdadi. Besar kemungkinan juga pelaku ini masih jejaring dari Abu Rara, pelaku penusukan mantan Menkopolhukam Jenderal (Purn) Wiranto, di Banten, beberapa waktu lalu,” kata Nuruzzaman, yang juga dikenal sebagai pengamat terorisme ini.

Nuruzzaman mendukung aparat kepolisian kepolisian untuk membongkar dan menindak tegas para pelaku dan jaringannya. “Kami juga mendesak pemerintah dalam hal ini kementerian yang diberikan tugas khusus menangkal radikalisme untuk serius mencegah paparan radikalisme di masyarakat, terutama di lingkungan ASN dan BUMN,” tandasnya.

Ia atas nama GP Ansor menyebut aksi bom bunuh diri itu sebagai tindakan brutal dan tidak beradab. “Kami mengutuk aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. Ini adalah aksi terorisme. Tindakan ini adalah tindakan brutal dan tidak beradab,” tegasnya.
 
Editor: Abdullah Alawi