Jember, NU Online
Globalisasi ekonomi, sesungguhnya merupakan ancaman bagi pelaku ekonomi kerakyatan. Namun, hal itu tidak bisa dicegah. Sebab, lambat atau cepat era perdagangan bebas akan menjadi bagian sitem perdangan global.
<>
Ketua PWNU Jawa Timur KH Mutawakkil Alallah menyampaikan hal ini saat memberi pengarahan dalam acara “Silaturahmi dan Turba PWNU Jawa Timur” di halaman Pesantren Nuris, Antirogo, Sumbersari, Jember, Sabtu (31/5).
Menurut Kiai Mutawakkil, globalisasi ekonomi kini menjadi keniscayaan zaman yang harus disikapi dengan serius melalui kreatifitas dan terobsoan-terobosan ekonomi yang mumpuni. “Coba, siapa yang bisa menolak Indonmaret, Alfamart, dan sejenisnya? Makanya kita harus kuat dan mempunyai kreasi agar pedagang-pedagang kecil yang notabene warga NU, tidak mati. Kalau sekarang, Jember punya khas makanan suwar-suwir, nanti bukan tidak mungkin ada suwar-suwir dari Barat,” jelasnya.
Oleh karena itu, kata Kiai Mutawakkil, PWNU Jawa Timur menaruh perhatian khusus di bidang perekonomian umat. Melalui Lembaga Perkonomian Nahdlatul Ulama yang dipimpin Arief Affandi (mantan Walikota Surabaya), PWNU Jatim tengah menggarap semacam jaringan perdagangan dengan sistem bagi hasil berbasis ekonomi kerakyatan.
“Kita polanya seperti ritel, tapi jauh lebih mementingkan ekonomi daerah,” tandasnya. Ia menargetkan setiap kabupaten bisa berdiri 10 toko.
Acara kali ini adalah Turba yang ke-8 PWNU Jawa Timur. Masing-masing pertemuan dihadiri oleh maksimal 4 PCNU. Dalam kesempatan itu, hadir semua pengurus NU Jember, Kencong dan Lumajang (Aryudi A Razaq/Mahbib)
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua