Nganjuk, NU Online
Menindaklanjuti komitmen untuk membentengi warga NU dari serbuan kelompok-kelompok yang semakin gencar menyerang aqidah ahlussunnah wal jama’ah, PCNU Nganjuk menggelar “Gemblengan Aswaja” di pesantren Al-Hidayah, Termas, Baron, Nganjuk (Ahad/10/6/2012). <>
“Gemblengan Aswaja” ini dimaksudkan sebagai Training of Trainers yang akan menjadi ujung tombak sosialisasi Aqidah Ahlussunnah wal-Jamaah An-Nahdliyah yang rumusan praktis implementasinya tengah digodok oleh Tim Sosialisasi Aswaja PC LDNU Nganjuk yang telah terbentuk beberapa waktu lalu.
Ketua Panitia Gemblengan Aswaja yang juga Ketua PC LDNU Nganjuk, KH Ali Masyhar menjelaskan, sengaja istilah “Gemblengan” ini diambil untuk mengingatkan kembali kepada para aktivis NU bahwa saat ini kita kembali memasuki masa “perang”. Jika di masa lalu “gemblengan” adalah upaya membentengi kader dengan kanuragan, wirid, hizib dan sebagainya agar selamat dari serangan fisik dalam konfrontasi terbuka.
Di masa sekarang “gemblengan” lebih diarahkan pada upaya memberi bekal kepada kader dengan pemikiran dan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah yang benar berikut dalil-dalilnya karena “perang” di masa sekarang adalah “perang pemikiran”. Dan medan pertempurannya pun di masa kini lebih berupa sarana jejaring sosial dan media canggih lainnya.
Dalam khutbah iftitahnya dihadapan sekitar seribu peserta utusan dari pengurus Ranting, MWC, Lembaga, Lajnah, Badan Otonom dan Pengurus Cabang, Rais Syuriyah PCNU Nganjuk, KH Ahmad Baghowi, menekankan perlunya kesungguhan dari para pengurus dan kader NU di semua tingkatan untuk membentengi keluarga dan dan jamaahnya dari tipu daya dan permainan logika dangkal yang sering menjadi taktik andalan kelompok Wahabi dalam menggoyahkan keyakinan warga NU, terutama warga awam yang tidak mendalam pengetahuan keagamaannya atau yang berilmu tetapi tidak terbiasa melakukan perdebatan.
“Banyak kiai kita yang sholeh, pengetahuan keagamaannya mendalam, namun tidak terbiasa berdebat sehingga kehabisan kata-kata ketika diajak adu argumentasi oleh mereka,” tandasnya.
Sementara itu Ketua PCNU Nganjuk, KH Moh Hammam Ghozali dalam sambutannya mengingatkan agar warga NU jeli dan selektif dalam memberi saran kepada anak-anaknya ketika hendak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Selain itu ketika si anak tersebut sekolah atau kuliah, terlebih di Timur Tengah, harus selalu dipantau aktifitas dan pergaulannya. “Saat ini sudah banyak tokoh NU yang anaknya baik secara terang-terangan maupun halus berani mengkafirkan orang tuanya sendiri setelah pulang dari belajar di Timur Tengah, atau kuliah di perguruan tinggi umum di dalam negeri. Setelah ditelusuri, ternyata mereka ‘salah pergaulan’, teman diskusinya adalah aktifis Wahabi atau HTI di kampus-kampus,” jelas Alumnus Al-Azhar Mesir ini.
Karena itu, wejangan dan pembekalan ajaran dan nilai-nilai pokok tentang Aswaja NU harus ditanamkan kuat-kuat ketika anak hendak meninggalkan rumah untuk melanjutkan pendidikannya.
Dalam Gemblengan Aswaja kali ini peserta secara antusias mengikuti sesi demi sesi dari pagi hingga larut malam. Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah KH Abdurrahman Navis, Direktur Aswaja Center PWNU Jawa Timur sekaligus Wakil Katib Syuriyah PWNU Jatim serta Ustadz Idrus Ramli, anggota Dewan Pakar Aswaja Center PWNU Jatim dan Sekretaris LBM NU Jember.
Redaktur : Mukafi Niam
Kotributor : M. Agus Rahman Hakim
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua