Nasional

Gelar PPWK II, Lakpesdam PBNU Jawab Tantangan Keulamaan

NU Online  ·  Ahad, 22 Juli 2018 | 07:45 WIB

Gelar PPWK II, Lakpesdam PBNU Jawab Tantangan Keulamaan

PPWK II Lakpesdam PBNU

Jakarta, NU Online
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU kembali menggelar Pendidikan Pengembangan Wawasan Keulamaan (PPWK) II tahun 2018, Sabtu (22/7) di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat asuhan KH Nur Muhammad Iskandar.

Mengangkat tema NU, Islam, dan Kebangsaan, kegiatan PPWK ini dihadiri oleh Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Ketua Lakpesdam PBNU H Rumadi Ahmad, Sekretaris Lakpesdam Marzuki Wahid, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI Ahmad Zayadi, dan Wakil Ketua LBM PBNU KH Abdul Moqsith Ghazali.

Dalam pengarahannya, Kiai Ma’ruf Amin K.H. Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa permasalahan dan tantangan keulamaan terus berkembang. Ulama juga harus transformatif dalam mengikuti kebutuhan zaman.

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Serang, Banten ini juga menggarisbawahi bahwa peserta PPWK adalah syuriyah di NU sehingga memiliki banyak tanggung jawab atas umat.

“Oleh karena itu, syuriyah harus memiliki empat sikap, yaitu faqihun, munadzim, muharrikkun, dan mutabari'un,” tutur Kiai Ma’ruf.

Dalam keterangan tertulisnya, Ketua Lakpesdam PBNU Rumadi menerangkan, pelatihan wawasan keulamaan merupakan pelatihan yang telah dilakukan sejak masa kepemimpinan Gus Dur di PBNU medio 1990-an.

“Selain itu, pelatihan ini juga merupakan salah satu amanat dari Muktamar Jombang pada tahun 2015 lalu,” jelas Rumadi yang juga menerangkan bahwa PPWK II ini diikuti perwakilan resmi dari 5 PWNU, Jambi, Lampung, Bengkulu, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Timur.

Sementara itu, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini mengatakan, PPWK bertujuan untuk menjembatani perbedaan pandangan antara pengurus wilayah dengan pusat. "PPWK dulu menjadi jembatan dari pengurus wilayah dan PBNU sehingga tidak ada gap yang jauh," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan bahwa ulama harus berkembang terutama dalam mengikuti zaman. Menurutnya, 52 persen penduduk Indonesia sudah menggunakan smartphone dan internet, maka dakwah juga harus menyentuh segmentasi kelompok milenial.

"Jangan sampai seolah nanti dakwah tradisisonal melawan milenial," lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur PD Pontren Ahmad Zayadi menyatakan, PPWK itu merupakan solusi berbasis sains atau keilmuan. “Dan terbukti sejak tahun 90-an, Gus Dur sebagai kawah candradimuka untuk mengajarkan Islam yang transformatif,” ucapnya.

Kegiatan PPWK ini merupakan kegiatan pertama dari rangkaian kegiatan Pelatihan Pengkaderan Wawasan Keulamaan NU tahun 2018.

Kegiatan ini berlangsung dalam dua daurah yang masing-masing akan berlangsung selama sepekan penuh. Untuk daurah kedua, perkaderan wawasan keulamaan rencananya akan berlangsung pada akhir tahun sekaligus menutup kegiatan ini. (Fathoni)