Bekasi, NU Online
25 peserta dari perwakilan PMIICabang atau Wilayah se-Indonesia mengikuti Pelatihan Kader Nasional angkatan 1 (PKN-1) yang digelar oleh Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Senin-Jumat (13-18/8) di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri (BBPLKLN), Kota Bekasi, Jawa Barat.
Ketua Umum PB PMII Agus Herlambang menjelaskan, PKN pertama ini diprioritaskan kepada calon Badan Pengurus Harian PB PMII. Semua kader yang telah mengikuti PKN akan menjadi teladan dan referensi dalam membangun konsep kaderisasi yang maju.
“Mereka juga akan terlibat aktif dalam pengawalan kaderisasi di level daerah maupun di kampus-kampus yang menjadi basis kaderisasi PMII,” ujar Agus disela-sela kegiatan kaderisasi tingkat akhir itu.
Agus menambahkan Pelatihan Kader Nasional PMII yang berjalan selama lima hari telah meng-upgrade kapasitas peserta dengan beberapa materi-materi yang dianggap relevan. Juga sesuai dengan kebutuhan internal organisasi maupun isu-isu starategis yang perlu didorong oleh organisasi kemahasiswaan seperti PMII.
“Selain pemberian materi-materi, PKN juga mencoba mendisiplinkan spiritualitaskader dengan melakukan beberapa aktivitas seperti shalat berjamaah setiap waktu, mujahadah, kultum subuh, dan menyelesaikan khataman Al-Qur’an,” ungkapnya.
Agus mengingatkan kepada seluruh kader PMII bahwa menginjak usia Kemerdekaan Indonesia ke-72 ini, tanggung jawab kaderisasi PMII kedepan diharapkan dapat memberikan solusi dari persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsa.
“Kader PMII harus mumpuni secara pengetahuan, kemampuan analisis serta memiliki kesadaran dalam mengamalkan ilmu yang dimiliki. Ini akan menjadi bagian dari komitmen PMII untuk terus terlibat dalam mendidik generasi muda bangsa dan memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Repubik Indonesia,” pungkasnya.
Sebelumnya, setiap pesertaharus mengikuti screening (penyaringan) untuk memastikan telah mengikuti kaderisasi sebelumnya dan menguji kapasitas intelektualnya. Lalu sebelum dinyatakan lulus, mereka juga dievaluasi pada setiap materi mengenai kemampuan teori dan analisis terhadap materi-materi yang disampaikan oleh fasilitator. (Zidni Nafi’/Fathoni)