Nasional

Fatayat: Perhatian Daerah terhadap Persoalan Perempuan dan Anak Minim

NU Online  ·  Sabtu, 27 Januari 2018 | 02:01 WIB

Fatayat: Perhatian Daerah terhadap Persoalan Perempuan dan Anak Minim

Ketua Umum PP Fatayat NU, Anggia Ermarini.

Jakarta, NU Online 
Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama Anggia Ermarini mengatakan tentang peran serta perempuan sebagai pengambil kebijakan. Menurutnya, komposisi perempuan sebagai pengambil kebijakan sudah berkembang, tapi masih jauh dari ideal. 

Demikian dikatakan Anggia kepada NU Online seusai acara Seminar Nasional yang diselenggarakan PP Fatayat NU di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (26/1).

Oleh karena posisi perempuan yang belum ideal sebagai pengambil kebijakan, maka sampai hari belum terjadi keseimbangan dan perempuan masih terus berusaha memperjuangkan hak-haknya. 

Persoalan hak-hak perempuan dan anak memang menjadi perhatian tersendiri bagi Fatayat NU. Oleh sebab itu, Anggia mengaku punya perhatian terhadap setiap pemilihan kepala daerah karena selama ini banyak kepala daerah yang tidak paham tentang kebutuhan perempuan sehingga perhatiannya masih minim. 

"Kita bicara tentang gender, kita bicara tentang kesehatan reproduksi, kita bicara tentang KB yang menyangkut kehidupan perempuan, itu sudah dua puluh tahun yang lalu mungkin, tapi hari ini nyatanya kita harus mengulang dari awal karena kepala-kepala daerah tidak tahu tentang kesehatan reproduksi. Apalagi punya kebijakan budget yang sensitif terhadap kebutuhan perempuan, susahnya minta ampun," jelasnya. 

Selain persoalan perempuan, Anggia juga  mengaku prihatin karena kurangnya program-program yang sensitif terhadap kebutuhan nutrisi anak-anak. 

"Mereka tidak punya resource untuk bisa memikirkan program-program yang sensitif terhadap perempuan, program-program yang sensitif terhadap kebutuhan gizi anak-anak," katanya. 

Lebih lanjut, Anggia menyayangkan terhadap beberapa daerah yang hanya mengedepankan pembangunan fisik, sementara perhatian kepada persoalan perempuan dan kesehatan anak dinilai masih jauh dari harapan. Dampak dari itu, banyak terjadi kasus di beberapa daerah yang kaya secara alam, tapi anak-anak masih kekurangan gizi, seperti yang terjadi di Asmat. 

"Makanya temen-temen yang punya perspektif yang bagus untuk anak, perempuan, pendidikan, kesehatan, kita support. Agar kebijakan itu benar-benar sensitif untuk kemanusiaan," jelasnya. 

Pada forum ini hadir Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani, Sekretaris PP Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah dan dua pembicara pada acara seminar, yaitu Tokoh Perempuan Maria Ulfah Ansor dan Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Ninuk Mardiana Pambudy. (Husni Sahal/Fathoni)