Nasional

Fatayat NU Sebut Perempuan sebagai Agen Pendamai

NU Online  ·  Ahad, 13 Mei 2018 | 15:15 WIB

Jakarta, NU Online
Perempuan menjadi pelaku aksi terorisme pengeboman di Surabaya pada Ahad (13/5) pagi tadi. Ketua Umum Fatayat Nahdlatul Ulama Anggia Ermarini mengatakan perempuan dimanfaatkan oleh kelompok tersebut untuk kepentingan mereka.

"Itulah. Hari ini perempuan jadi martir bahkan dalam teroris dan radikalisme. Kelompok ini memanfaatkan kelemahan perempuan untuk kepentingan mereka," ungkap Anggia kepada NU Online, Ahad (13/5).

Anggi, sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa perempuan memiliki peran strategis untuk mengembangkan nilai rahmatan lil 'alamin. "Jadi perkuat nilai itu di keluarga," tegasnya.

Fatayat NU melihat perempuan sesungguhnya memiliki potensi sebagai agen pendamai di lingkup keluarga. Hari ini, nyata-nyata telah dimanfaatkan untuk memecah belah persatuan bangsa.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk membuka wawasan seluas-luasnya. Perempuan yang pernah aktif di Korps PMII Putri itu juga meminta agar seluruh perempuan menyadari praktik dan gejala aksi radikalisme yang semakin dekat.

Anggi juga menyerukan pada seluruh masyarakat Indonesia, terutama kaum perempuan untuk berani tegas dan menolak ajakan aksi radikalisme.

"Berani tegas dan menolak dalam bentuk dan alasan apapun jika itu terindikasi pada aksi radikalisme," pungkasnya.

Sebelumnya, dikabarkan seorang perempuan beserta dua anaknya melakukan aksi peledakan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro. Peristiwa ledakan bom juga terjadi di Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna dan Gereja Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya.

Di hari yang sama, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror juga menembak mati empat orang terduga teroris di Cianjur, Jawa Barat.

Mereka, menurut pihak kepolisian, akan menyerang Markas Korps Brigade Mobil (Mako Brimob) Kepolisian Republik Indonesia di Depok, Jawa Barat. Beberapa hari sebelumnya, 155 narapidana terorisme melakukan tindakan terorisme di Mako Brimob tersebut. (Syakir NF/Fathoni)