Fatayat NU dan Bank Indonesia Perkuat Literasi Keuangan Syariah untuk Perempuan Pelaku UMKM
NU Online · Senin, 2 Juni 2025 | 12:00 WIB

Sesi foto bersama dalam acara sosialiasi literasi keuangan syariah di Gedung PCNU Kabupaten Sukabumi, pada Ahad (1/6/2025). (Foto: dok. Fatayat NU)
Anty Husnawati
Kontributor
Sukabumi, NU Online
Pimpinan Pusat (PP) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) bersama Bank Indonesia menggelar sosialisasi literasi keuangan syariah bagi kader binaan Fatayat NU, di Gedung PCNU Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Ahad (1/6/2025),
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Fatayat NU dalam memperkuat pemberdayaan ekonomi perempuan, khususnya pelaku UMKM di tingkat akar rumput.
Sosialisasi ini diikuti oleh puluhan kader binaan Fatayat NU yang selama ini aktif dalam kegiatan keumatan maupun penguatan ekonomi keluarga.
Acara digelar bersamaan dengan pelaksanaan Latihan Kader Dasar (LKD) dan menjadi momentum penting untuk mengintegrasikan proses kaderisasi dengan penguatan kapasitas ekonomi berbasis nilai-nilai keuangan syariah.
Bendahara Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Wilda Tusururoh mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kerja sama strategis antara Fatayat NU dan Bank Indonesia yang akan dilaksanakan di beberapa titik lainnya, yakni Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Jakarta Selatan, dan Kota Depok.
“Literasi keuangan syariah menjadi bagian penting dalam penguatan kapasitas kader binaan Fatayat NU, terlebih bagi mereka yang memiliki usaha kecil menengah. Ini juga bagian dari kontribusi kita untuk mendorong kemandirian ekonomi perempuan,” ujarnya.
Menurut Wilda, penguatan ekonomi kader di tingkat akar rumput bukan hanya soal peningkatan pendapatan, tetapi juga menyangkut keberlanjutan organisasi.
"Kalau kader binaan Fatayat NU berdaya secara ekonomi, mereka akan lebih mandiri, baik secara pribadi maupun dalam menopang kehidupan organisasi,” lanjutnya.
Ia juga menegaskan bahwa literasi keuangan syariah bukan semata-mata pengetahuan tentang produk keuangan, tetapi mencakup pemahaman etika ekonomi Islam, prinsip keberkahan, dan pengelolaan keuangan rumah tangga yang bijak.
Dalam sesi sosialisasi, para peserta mendapatkan pemahaman dasar mengenai prinsip-prinsip keuangan syariah, seperti larangan riba, pentingnya akad yang jelas, serta nilai-nilai keadilan dan transparansi dalam transaksi ekonomi. Materi disampaikan secara aplikatif agar mudah diterapkan oleh para pelaku UMKM di kehidupan sehari-hari.
Fatayat NU memandang penting untuk terus menyinergikan program kaderisasi dengan aspek pemberdayaan ekonomi.
Hal ini tidak hanya memperkuat kapasitas individu kader, tetapi juga memperkokoh struktur sosial dan kelembagaan Fatayat NU di daerah.
“Ke depan, kita ingin kader binaan Fatayat NU tidak hanya kuat secara ideologis dan organisatoris, tapi juga kokoh secara ekonomi. Ini akan menjadi fondasi penting bagi gerakan perempuan NU dalam merespons tantangan zaman,” kata Wilda.
Wilda mengatakan bahwa kegiatan ini juga menjadi ruang diskusi aktif antara peserta dan narasumber. Sejumlah pelaku UMKM yang hadir menyampaikan tantangan yang mereka hadapi, mulai dari akses permodalan hingga strategi pemasaran produk.
Dalam menanggapi itu, kata Wilda, Fatayat NU berkomitmen untuk membangun ekosistem pendampingan yang lebih terstruktur, termasuk melalui pelatihan lanjutan, koneksi pemasaran, dan fasilitasi akses terhadap lembaga keuangan syariah.
Bank Indonesia melalui program edukasi literasi keuangan syariah turut mendorong perluasan inklusi keuangan yang adil dan sesuai prinsip syariah, terutama di kalangan perempuan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi keluarga.
“Ini adalah bagian dari dakwah ekonomi. Kita ingin nilai-nilai Islam hadir secara nyata dalam aktivitas ekonomi masyarakat, dan perempuan memiliki peran sentral dalam mewujudkan hal tersebut,” tutur Wilda.
Menurut Wilda, Fatayat NU sebagai organisasi perempuan muda NU menegaskan komitmennya untuk terus mendorong transformasi sosial berbasis kemandirian ekonomi. Penguatan literasi keuangan syariah diyakini menjadi salah satu instrumen penting dalam perjuangan itu.
Wilda berharap program ini bisa menjadi model yang dapat direplikasi di berbagai daerah lain, menjangkau lebih banyak kader binaan, dan membawa dampak nyata bagi kesejahteraan perempuan NU dan keluarganya.
Terpopuler
1
Laksanakan Puasa Tarwiyah Lusa, Berikut Dalil, Niat, dan Faedahnya
2
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
3
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
6
Kronologi 3 WNI Tertangkap di Gurun Pasir Hendak Masuk Makkah, 1 Orang Meninggal
Terkini
Lihat Semua